Menurut Simková & Holzner mengemukakan secara teoritis motivasi terbentuk karena manusia memiliki kategori kebutuhan pokok seperti kebutuhan fisiologi, rasa aman, sosial, ego dan perwujudan diri. Kebutuhan tersebut membentuk suatu hirarki
dan masing-masing akan aktif jika kebutuhan yang lebih rendah telah terpenuhi.
Kebutuhan fisiologi merupakan kebutuhan pokok misalnya kebutuhan makanan, minuman, tempat tinggal dan sejenisnya.
Kebutuhan rasa aman adalah kebutuhan yang muncul setelah kebutuhan pokok terpenuhi, misalnya kebutuhan jaminan keamanan.
Pandangan bahwa pemberian dorongan sebagai salah satu bentuk motivasi, penting dilakukan untuk meningkatkan gairah kerja karyawan sehingga Anggota Kepolisian dapat mencapai hasil yang dikehendaki oleh Pimpinan Polri.
Hubungan motivasi, gairah kerja dan hasil optimal mempunyai bentuk linear dalam arti dengan pemberian motivasi kerja yang baik, maka gairah kerja anggota akan meningkat dan hasil kerja akan optimal sesuai dengan standar kinerja yang ditetapkan.
Model kepemimpinan menjadi suatu hal yang urgent dirumuskan dimulai dari memahami ciri tipe kepemimpinan, sebagaimana dijelaskan Veithzal Rivai dalam bukunya “Education Manajemen” bahwa, Tipe kepemimpinan paling tepat untuk memimpin organisasi modern, memiliki beberapa ciri di antaranya;
1) Selalu bertitik tolak dari rasa persamaan hak dan persamaa kewajiban sebagai manusia;
2) Berusaha menyingkronkan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi/bawahan dan;
3) Senang menerima saran, pendapat dan kritik.
Berdasarkan 3 (tiga) ciri kepemimpinan dan kondisi zaman yang menuntut kecepatan dan ketepatan, kepemimpinan yang agile atau gesit dan lincah harus mempromosikan dan memfasilitasi lingkungan kerja dimana anggota kepolisian dapat berkembang dan memungkinkan mereka untuk bangga dengan pekerjaan mereka.
Tentu hal itu berpedoman pada aturan dan norma yang dianut atau ditetapkan.
Pemimpin Agile mendukung anggota kepolisian dan membimbing anggota kepolisian dalam pelaksanaan eksperimen.
Kepemimpinan Agile dapat mengantarkan kepolisian lebih adaptif dalam rangka menjawab tantangan era saat ini yang penuh ketidakpastian.
Agile and Intuitif leadership sebagai sebuah model dan metode dalam upaya penerapan nilai-nilai etika pelayanan Polri kepada masyarakat, serta ikhtiar mewujudkan Polri Presisi termasuk dalam upaya penangan konflik sosial baik dari sisi mitigasi risiko maupun dalam penegakan hukum yang berkaitan dengan konflik sosial.
Salah satu tantangan kedepan yang akan dihadapi oleh Polri adalah tantangan Potensi konflik pada Pemilu 2024 yang akan datang.
Pemilu 2024 merupakan pesta rakyat dalam negara demokrasi, namun potensi konflik acapkali terjadi seiiring penyelenggaraan pemilu.