oleh:
AKBP Suryadi, SIK, MH.
Kapolres Rembang, Polda Jawa Tengah
Agile & Intuirif Leadership sebagai Instrumen Mewujudkan Polri Presisi
Peran kepemimpinan telah dianggap sebagai salah satu faktor penting bagi keberhasilan organisasi manapun.
Salah satu tantangan dalam organisasi kepolisian adalah kurangnya pemimpin panutan.
Hal ini yang kemudian dilakukan oleh Command and Staff College (CSC) dari Departemen Kepolisian Montgomery (MPD) mengembangkan kepemimpinan kepolisian bekerjasama dengan universitas lokal di Montgomery.
Kebijakan Polri Presisi memberikan penekanan pada aspek kepemimpinan, terutama menghadapi situasi volatility (bergejolak), uncertainty (tidak pasti), complexity (kompleks), dan ambiguity (tidak jelas) atau dikenal dengan akronim.
Polri harus mulai membangun model kepemimpinan yang tidak hanya tekun, tetapi juga siap dalam pengambilan keputusan secara cepat, tepat, dan profesional.
Karakteristik kepemimpinan ini membutuhkan figur yang dapat memberikan nilai dan sikap kerja yang memberikan inovasi.
Pemimpin dalam model pemolisian prediktif bukan seorang single fighter, melainkan mampu membangun kekompakan tim melalui kerja sama, sinergi dan kolaborasi.
Eksitensi Polri Presisi sebetulnya sebagai potret bahwa Polri terus menyesuaikan diri baik di tataran paradigma hingga pada tataran praktik di lapangan untuk menjalankan tugas dan fungsi serta pengayoman dan pelayanan terhadap masyarakat.
Polri Presisi merupakan wujud pergeseran paradigma Polri untuk lepas dari belenggu kekakuan dalam pelayanan terhadap masyarakat maupun dalam mekanisme penegakan hukum.
Kepemimpinan mengandung makna suatu upaya bersama dalam menggerakkan sumber daya yang dimiliki oleh suatu organisasi.