Korban Jiwa Tawuran dan Duel Berjatuhan, Bikin Dilema karena Didominasi Anak-Anak
DATA TAWURAN --
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Kenakalan remaja berupa tawuran ataupun duel ala gladiator, semakin menjadi-jadi. Berjatuhan korban jiwa dari peristiwa sebelumnya, tak dijadikan pelajaran. Pelakunya tak hanya pria. Sebab yang terjadi belum lama ini, dua remaja putri yang viral duel.
Bagi kriminolog dari Universitas Sriwijaya Dr H Ruben Achmad SH MH, ini sudah jadi masalah yang serius. “Sudah beberapa anak meninggal dunia maupun luka-luka. Harus jadi perhatian serius aparat penegak hukum,” tegasnya.
Dari berbagai peristiwa yang terjadi dan berulang-ulang, tidak cukup hanya merasa prihatin. Tapi harus dituntaskan dan selesaikan. “Sehingga ke depan kejadian serupa tidak sampai terjadi lagi,” imbuh Ruben.
Tapi memang, tidak hanya terus menuntut aparat penegak hukum bertindak tegas saja. Perlu pendekatan dan menyusuri pokok persoalan, yang jadi pemicu atas aksi tersebut. “Dari situ, bisa dicarikan formulasi penanganan serta langkah antisipasinya,” paparnya.
BACA JUGA:Tak Jera Pembinaan, Pecah Tawuran Lagi
BACA JUGA:Tidak Ada Alasan, Pelajar Terlibat Tawuran Dikeluarkan dari Sekolah
Menurutnya, ada 2 faktor yang menyebabkan peristiwa hukum tersebut terjadi. Yakni dari faktor internal dan eksternal. Dari faktor internal, biasanya berasal dari dalam lingkungan keluarganya itu sendiri.
Yang sering terjadi, karena kurangnya perhatian yang diberikan dari orang tuanya kepada pelaku atau remaja tersebut. “Misal keluarga itu terlalu sibuk, kurang harmonis, orang tuanya bercerai, dan lainnya. Menyebabkan si anak menjadi frustasi, kehilangan sosok orang tua,” ulasnya.
Faktor internal ini juga bisa karena faktor perekonomian keluarga ataupun kemiskinan. Sementara untuk faktor eksternal, di antaranya dampak dari perkembangan pembangunan yang pesat. Menyebabkan tidak semua orang mempunyai kesempatan yang sama untuk sukses.
Sehingga hal tersebut, mempengaruhi pola pikir yang dapat membuat mereka melakukan penyimpangan yang akibatnya melanggar hukum. “Pengaruh teknologi dan pergaulan di luar rumah, juga jadi bagian alam membentuk perilaku yang bersangkutan,” tegasnya.
Setidaknya itu terbukti dari beberapa kasus yang terjadi, dampak teknologi mereka saling ejek dan tantang di media sosial. Kemudian sepakat tawuran atau duel di tempat tertentu, bahkan ada yang disiarkan secara live di media sosial.
BACA JUGA:Saling Ejek di Medsos, Viral Gladiator Remaja Putri Bercelurit Ternyata Duel Kedua
BACA JUGA:Proses Hukum Duel 2 Remaja Putri Bercelurit Berlanjut, Kapolda Temui dan Ungkap Keprihatinannya
"Untuk antisipasi agar semua ini tidak terjadi lagi, maka peran orang tua di rumah sangat penting. Terutama dalam hal mengawasi dan mendidik anaknya,” imbaunya.