https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Malu Pulang karena Merasa ‘Ditakuti’, Bahagia Dikunjungi-Dapat Bantuan

SUMEKS BERBAGI : Sumatera Ekspres Group berbagi tali asih dan kebahagiaan dengan puluhan eks pasien kusta, di kompleks RSUP dr Rivai Abdullah Banyuasin, Jumat (21/3). -foto: kris/sumeks-

Sumatera Ekspres Group Berbagi kepada Eks Para Penderita Kusta di Kompleks RSUP dr Rivai Abdullah 

SUMATERAEKSPRES.ID - Manajemen Sumatera Ekspres Group (SEG) mengunjungi puluhan eks penderita kusta di kompleks RSUP dr Rivai Abdullah Banyuasin.  Selain silaturahmi, juga berbagi tali asih dan kebahagiaan di bulan suci Ramadan ini. 

Sekitar 35 pria dan wanita berkumpul di Masjid Ar-Rahman Kompleks RSUP dr Rivai Abdullah (RS Sungai Kundur). Mereka ini ternyata para eks penderita  kusta, penyakit yang dulu kala dianggap ‘kutukan’ di kalangan masyarakat luas. Mereka menyambut hangat manajemen Sumatera Ekspres Group (SEG) yang datang berkunjung, kemarin (21/3). 

Hadir pula pada kesempatan itu Direktur SDM dan Umum RSUP dr Rivai Abdullah, Mohammad Apriansyah SE MM didampingi SKM Manager Timker Diklat, H Asri dan  jajaran serta ketua RT setempat, Ari Abadi. 

Salah seorang eks penderita kusta, Kartini (68) mengaku, sangat senang dikunjungi dan menerima tali asih Ramadan dari manajemen Sumatera Ekspres Group.  Dia bercerita, terinfeksi kusta pada 1983. “Awal mula mengalami penyakit ini, jari tangan dan kaki terasa kaku. Akhirnya, saya dan suami memutuskan untuk berobat ke sini,” ujarnya.

Saat itu, wajah dan tubuhnya sudah muncul bercak-bercak putih yang membuat keluarganya ‘takut’. Akhirnya, dia pun bersama suaminya meninggalkan kampung halaman di Tanjung Raja, Ogan Ilir untuk fokus berobat ke RSUP dr Rivai Abullah, yang dulu dikenal luas dengan nama RS Kundur, karena berada di wilayah Sungai Kundur, Banyuasin.

BACA JUGA:Ratusan Pengendara Yamaha Grand Filano Hybrid Tampil Stylish dan Berbagi Kebaikan di Bulan Ramadhan

BACA JUGA:Meski Kecewa, Pengalaman Berharga bagi Willy Salim dalam Berbagi di Palembang

Sekitar 2015, dia dan suami akhirnya dinyatakan sehat, sudah terbebas dari penyakit kusta.  Namun, Kartini bersama suami merasa enggan untuk pulang dan kumpul dengan keluarga besarnya. "Mau pulang ke Tanjung Raja malu. Akhirnya kami menetap di sini," cerita dia. Sekitar 9 tahun lalu, sang suami lebih dulu berpulang menghadap Sang Pencipta.

Kini dia tinggal sebatang kara. Untungnya, ada teman-teman sesama eks penderita kusta yang menjadi tempat dia berbagi cerita. “Kami semua tinggal di sini, di lingkungan kompleks rumah sakit ini. Sudah nyaman di sini,” tambahnya.  

Hanya saja, dengan kondisinya sebagai eks penderita kusta dan usia sudah lebih setengah baya, Kartini tidak memungkinkan lagi untuk bekerja mencari nafkah. Ia bersama para eks penderita kusta lain berharap bantuan dari para dermawan.

"Mau kerja juga tidak bisa, usia sudah tua. Kondisi tubuh juga tidak memungkinkan lagi. Bantuan seperti ini sangat membantu kami semua," kata Kartin sembari menunjukkan jari tangannya yang tidak normal. 

Tetua para eks penderita kusta di sana, Ujang (72) mengaku dirinya sudah bermukim di tempat itu sejak kelas 4 SD, tahun 1979. Karena menderita penyakit tersebut, ia pun ke Palembang dan berobat di RSUP dr Rivai Abdullah.  “Saya berobat sembari terus sekolah sampai SMP kelas 3, tapi tidak tamat. Saat saat itu gejala-gejala kusta mulai muncul di wajah,” tutur dia.

 BACA JUGA:8 Rekomendasi Parsel Lebaran 2025: Pilihan Menarik untuk Berbagi Kebahagiaan

BACA JUGA:Kejari Muba Laksanakan Aksi Sosial: Berbagi Takjil dan Bantuan untuk Pengungsi Banjir

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan