Kejari Muba Laksanakan Aksi Sosial: Berbagi Takjil dan Bantuan untuk Pengungsi Banjir

Berbagi kebahagiaan di bulan Ramadan, Kejari Muba salurkan takjil dan bantuan sembako untuk pengungsi korban banjir. Semoga membantu meringankan beban mereka. Foto:Yudi/Sumateraekspres.id --
MUBA, SUMATERAEKSPRES.ID – Suasana penuh kepedulian terlihat di Jalan Kolonel Wahid Udin, Sekayu, pada Kamis (20/3) sore, ketika jajaran Kejaksaan Negeri (Kejari) Musi Banyuasin (Muba) melaksanakan aksi sosial untuk berbagi takjil dengan para pengendara motor dan mobil yang melintas.
Aksi ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian Kejari Muba terhadap masyarakat, khususnya di bulan suci Ramadan yang penuh berkah.
Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Muba, Roy Riady, SH, MH, turun langsung ke jalan untuk membagikan takjil kepada pengendara dengan senyuman hangat.
Kehadiran Kajari Muba ini memberikan suasana yang penuh keakraban dan kebersamaan di tengah masyarakat.
BACA JUGA:USD Menguat Pasca Keputusan The Fed, Bank Indonesia Tetap Pertahankan Suku Bunga
BACA JUGA:Bazar Ramadhan 1446 H di Lahat, Sembako Murah untuk Anggota Polri dan Masyarakat
"Sangat terima kasih, Pak Kajari, atas perhatian dan kebaikannya," ujar Mang Oy, salah satu pengendara yang menerima takjil dengan wajah penuh kebahagiaan.
Pembagian takjil ini tak hanya sekadar berbagi makanan untuk berbuka puasa, tetapi juga menyebarkan rasa kepedulian kepada sesama di tengah kondisi yang penuh tantangan.
Namun, aksi sosial Kejari Muba tidak berhenti pada pembagian takjil saja. Mereka melanjutkan kegiatan sosial tersebut dengan menyalurkan bantuan berupa makanan dan sembako kepada para pengungsi korban banjir yang saat ini tinggal di Rumah Rehabilitasi Napza Adyaksa dan Mes DPRD Muba.
Bantuan tersebut diberikan kepada warga Kampung 5, Kelurahan Soak Baru, Kecamatan Sekayu, yang rumahnya terendam banjir beberapa waktu lalu.
BACA JUGA:Mengenalkan Puasa Sejak Dini kepada Anak-anak di SD IT Ananda Empat Lawang
BACA JUGA:Dapatkan Cuan dari Gadget dengan Aplikasi Penghasil Uang
Kondisi di posko pengungsian cukup memprihatinkan. Banyak pengungsi yang terpaksa tidur beralaskan tikar, sementara mereka menunggu air surut agar bisa kembali ke rumah mereka.
Meskipun dalam kondisi yang sulit, semangat dan ketegaran para pengungsi tetap terlihat jelas.