Dari Korban Menjadi Pahlawan: Edukasi dan Dukungan Anak Menghadapi Bullying
Foto bersama anak-anak di Masjid Istiqlal. -Foto: ist-
2.Memukul atau Berantem
Tindakan fisik ini tak jarang dimulai dari candaan yang berlebihan sehingga memicu emosi anak dan terjadilah kekerasan fisik.
BACA JUGA:Kompetisi Dekan Cup 8.0 FH Unsri Resmi Dibuka, Semangat Sumpah Pemuda Membara di GOR Dempo
BACA JUGA:Tambah Guru Besar, Go International, Dies Natalis Ke-64, Jadikan FH Unsri Kampus Unggul
“Awalnya bercanda pukul-pukulan kecil, tapi lama-lama berkelahi sungguhan,” ungkap seorang anak.
3.Mengancam
Beberapa anak bahkan mendapatkan ancaman dari temannya sendiri jika todak ingin menurut atau mendengarkan.
Seperti yang didapat dari hasil photovoice, seorang anak berkata "Ada teman yang bilang akan memukul atau melakukan hal buruk kalau aku nggak nurut."
Bentuk-bentuk tindakan diatas mungkin terlihat sederhana tetapi dapat menimbulkan dampak jangka panjang yang berpengaruh terhadap perkembangan psikologis mereka.
BACA JUGA:Fakultas Hukum Unsri Menuju Keunggulan di Usia 64 Tahun dengan Fokus Peningkatan SDM
BACA JUGA: Unsri Lengkapi 3 Organ, Prof Taufiq: Awal 2025 Permulaan PTNBH
Respon Anak terhadap Situasi Bullying
Bullying menjadi masalah yang sering terjadi dan dihadapi oleh anak-anak, baik di sekolah maupun di tempat bermain.
Respons anak-anak terhadap bullying sangat beragam, tergantung pada pemahaman, pengalaman, dan dukungan yang diterima dari lingkungan sekitar.
Ada yang menertawakan korban, berusaha melerai konflik, atau menghindari pelaku. Beberapa respons yang sering ditemukan adalah: