https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Sejarah dan Keunikan Koin Pitis Palembang, Simbol Kejayaan Kesultanan Darussalam di Sumatera

Pitis Palembang, saksi sejarah kejayaan Kesultanan Palembang Darussalam, kini jadi buruan kolektor bernilai tinggi. Foto: izul/sumateraekspres.id--

SJMATERAEKSPRES.ID - Kesultanan Palembang Darussalam pernah mencetak uang logam kuno sebagai alat transaksi pada masa pemerintahannya.

Uang logam ini dikenal sebagai koin "pitis Palembang" dan memiliki nilai sejarah yang tinggi, baik di kalangan sejarawan maupun kolektor.

      Karakteristik Uang Logam Kesultanan Palembang, Material dan Bentuk Koin pitis Palembang umumnya terbuat dari bahan logam campuran, seperti tembaga atau timah, yang mencerminkan ketersediaan material pada masa itu. Bentuknya biasanya bulat dengan ukuran kecil.

      Ukiran dan Simbol, Ukiran pada pitis Palembang sering kali mencantumkan kalimat "Sultan Palembang", lambang kerajaan, atau tulisan Arab Melayu yang menandakan identitas Islam Kesultanan Palembang Darussalam. Beberapa koin juga mencantumkan tahun hijriah atau nama sultan yang berkuasa saat itu.

BACA JUGA:Koleksi Barang Antik Bernilai Fantastis: Dari Lukisan Hingga Perhiasan Bersejarah yang Menggoda Kolektor

BACA JUGA:Kambang Iwak Palembang: Taman Bersejarah dengan Fasilitas Modern, Pilihan Tepat untuk Bersantai dan Berolahrag

       Fungsi Uang logam ini digunakan untuk transaksi kecil di pasar lokal, seperti membeli kebutuhan sehari-hari. Pitis juga menjadi simbol kekuasaan dan kemandirian ekonomi Kesultanan Palembang pada masa kejayaannya.

        Sejarah Pencetakan Pitis Palembang, Pitis Palembang mulai dicetak pada abad ke-17 hingga abad ke-19, bersamaan dengan perkembangan Kesultanan Palembang sebagai salah satu pusat perdagangan penting di Sumatra.

Kesultanan Palembang Darussalam memiliki hubungan perdagangan dengan Tiongkok, Arab, dan Eropa, sehingga keberadaan uang logam ini menjadi bagian dari sistem ekonomi yang mendukung aktivitas perdagangan tersebut.

       Pada masa Sultan Mahmud Badaruddin I dan Sultan Mahmud Badaruddin II, koin pitis digunakan secara luas di wilayah kekuasaan kesultanan.

BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Benteng Kuto Besak: Simbol Kejayaan Kesultanan Palembang di Tepian Sungai Musi

BACA JUGA:Motor Antik Investasi Bersejarah dengan Nilai yang Tinggi

Namun, setelah Kesultanan Palembang dihapuskan oleh Belanda pada tahun 1823, penggunaan uang logam ini mulai berkurang dan akhirnya digantikan oleh mata uang kolonial.

       Nilai Sejarah dan Kolektor, Saat ini, pitis Palembang menjadi salah satu benda koleksi yang sangat diminati.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan