Dari Korban Menjadi Pahlawan: Edukasi dan Dukungan Anak Menghadapi Bullying
Foto bersama anak-anak di Masjid Istiqlal. -Foto: ist-
Dari tema yang kita ambil bisa membuat satu sudut pandang, anak-anak yang pernah mengalami bullying dapat dianggap sebagai pahlawan dalam cerita mereka sendiri.
Dengan bantuan yang tepat, mereka dapat belajar cara menangani perasaan mereka, menjadi lebih percaya diri, dan akhirnya mengambil tindakan untuk membantu orang lain yang mengalami pengalaman yang sama.
BACA JUGA:Dies Natalis ke-16, Rektor: Cintai FKM, Berikan yang Terbaik untuk Unsri
BACA JUGA:Bikin Kursi Ergonomis, Pemanggang Kemplang Nyaman, FKM UNSRI Gelar Pengmas Ergonomi
Mereka dapat menjadi pemimpin dalam membangun sekolah yang tidak mengandung violence dan intoleransi.
Edukasi tentang bullying tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter dan ketabahan mereka untuk menghadapi tantangan hidup.
Perilaku yang Dianggap Bullying oleh Anak
Bullying sering kali dimulai dengan tindakan kecil yang tampaknya tidak penting, tetapi dapat berdampak besar bagi anak-anak.
Sebagai hasil dari penggunaan metode photovoice untuk melakukan wawancara, beberapa perilaku yang ditemukan yang mereka anggap sebagai bullying:
BACA JUGA:UNSRI Kembangkan Alat Peraga Energi Terbarukan Berbasis IoT untuk Guru dan Siswa
BACA JUGA:Unsri Rumah Kita Bersama di Era PTNBH, Dies Natalis Ke-64, Rektor Sampaikan 4 Kata Kunci
1.Mengejek
Anak-anak yang mengejek teman-temannya seringkali merasa terluka.
Berdasarkan hasil photovoice seorang anak berkata, "Temanku suka mengejek namaku atau fisikku, itu bikin aku sedih."
Hal ini menunjukkan kepercayaan diri dan harga diri anak dapat dipengaruhi oleh kata-kata negatif yang dilontarkan sebagai candaan.