Kuatkan Numerasi dan Norma Sosial kepada Guru
EDUKASI : Prof Dr Ratu Ilma memberikan edukasi Numerasi dan Norma Sosial pada Pembelajaran dan Penilaian bagi Guru.-Foto : ist-
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Program Studi Pascasarjana Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya (Unsri) memberi edukasi kepada para tenaga pendidik. Kegiatan bertajuk “Pelatihan dan Pendampingan Penguatan Numerasi dan Norma Sosial pada Pembelajaran dan Penilaian bagi Guru SD Uji Coba FKIP Unsri” ini berlangsung di Ruang Doktor Pascasarjana Unsri, Kampus Padang Selasa.
Guru Besar Prodi Pendidikan Matematika FKIP Unsri Bidang Penilaian dan Evaluasi, Prof Dr Ratu Ilma Indra Putri MSi, menyampaikan para peserta merupakan dosen PGSD FKIP Unsri dan guru SD Plus IGM. "Kegiatan ini bertujuan untuk penguatan numerasi dan norma sosial. Serta mendampingi dalam mendesain dan menghasilkan perangkat pembelajaran matematika dan non-matematika yang menguatkan numerasi bagi guru SD uji coba FKIP Unsri," ujar Prof Ratu.
Ketua Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini menjelaskan Kemendikbudristek mencanangkan kebijakan Merdeka Belajar. Menggali potensi terbesar para pendidik dan peserta didik. Berinovasi dan meningkatkan kualitas pembelajaran secara mandiri. Khususnya dalam mendesain rencana pelaksanaan pembelajaran dan proses pembelajaran. Serta penilaian untuk mencapai kompetensi peserta didik.
“Sesuai dengan standar kompetensi lulusan yang tertuang dalam PP No 57/2021, tentang Standar Nasional Pendidikan,” tuturnya.
Dinyatakan bahwa standar kompetensi lulusan pada Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar difokuskan pada penanaman karakter. Sesuai dengan nilai-nilai Pancasila serta kompetensi literasi dan numerasi peserta didik.
Kemampuan numerasi tidak sama dengan kompetensi matematika. Kompetensi matematika dapat dipikirkan sebagai kemampuan seseorang bertindak secara sesuai, khususnya dalam respon terhadap tantangan dan situasi matematika tertentu. Menekankan pentingnya kompetensi guna meningkatkan kualitas untuk menghadapi tantangan abad ke-21 sangat dibutuhkan seorang guru. Sehingga dampaknya dapat dirasakan peserta didik.
Kegiatan dibagi menjadi dua sesi penyampaian materi. Pertama mengenai penguatan numerasi dan norma sosial, kedua inspirasi perancangan bahan ajar numerasi. "Peserta diharapkan dapat menguatkan pemahaman konsep numerasi dan norma sosial. Membangun kepekaan tentang konteks, dan dimensi proses kognitif. Menguatkan kemampuan dalam menganalisis, mendesain dan menyelesaikan soal numerasi. Serta mengaplikasikan norma sosial dalam pembelajaran," terang Prof Ratu.
Selanjutnya, narasumber mengajak peserta mendiskusikan soal numerasi pada pembelajaran dan penilaian. Kemudian menampilkan tayangan video pembelajaran terkait norma sosial pada pembelajaran dengan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) dan mendiskusikannya bersama peserta.
"Setelah mendapatkan materi, para peserta diberi penugasan menyusun bahan ajar numerasi dengan konteks wisata berbasis norma sosial secara berkelompok. Kelompok yang terbentuk terdiri dari tiga kelompok dengan konteks wisata masing-masing Museum Balaputradewa, Benteng Kuto Besak, dan Pulo Kemaro," tukasnya.
Sesi ini ditutup dengan simulasi dan umpan balik dari aktivitas yang telah dikerjakan para peserta. Terkait perancangan bahan ajar numerasi konteks wisata berbasis norma sosial pada pembelajaran. Tindak lanjut kegiatan dilakukan secara daring melalui Google Classroom. Berlanjut dengan pemberian tugas-tugas individu maupun kelompok yang diberikan oleh narasumber. Kemudian kegiatan ini akan dilanjutkan dengan pelatihan berikutnya di SD Plus IGM Palembang. (dik/fad)