https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Kotaku Sayang, Kotaku Banjir

Sri Novi Adrianti, Ketua Ikatan Arsitek Lanskap Indonesia (IALI) Provinsi Sumsel-FOTO: IST-

SUMATERAEKSPRES.ID - Berdasarkan informasi terkini, Kota Palembang mengalami peningkatan titik banjir yang signifikan: Jumlah Titik Banjir: Pada Desember 2023 hingga Januari 2024, terdapat 113 titik banjir.

Meskipun sempat menurun menjadi 37 titik, kewaspadaan tetap diperlukan terhadap potensi titik-titik baru. [https://sumateraekspres.bacakoran.co/read/30261/alamak-ada-113-titikbanjir-di-palembang-pemkot-siaga-lakukan-ini].

Ada pun kawasan terdampak seperti wilayah Dwikora, Papera, Kamboja, Simpang Polda, Basuki Rahmat, Sekip, Angkatan 66, Kapten A Rivai, Seduduk Putih, Panca Usaha Seberang Ulu 1, dan Macan Lindungan.

Daerah-daerah itu mengalami genangan air yang signifikan. BMKG mencatat curah hujan yang tinggi sebagai pemicu utama banjir di Palembang, dengan intensitas hujan yang mencapai rekor tertinggi dalam 3 tahun terakhir. 

BACA JUGA:Banjir 2 Minggu Rendam Tanaman Cabai-Kandang Ayam

BACA JUGA:Perumahan Surya Alam Terendam Banjir 5 Hari, Warga Talang Jambi Minta Solusi

Solusi Pemerintah dalam Mencegah dan Meminimalisir Banjir

Untuk mengatasi permasalahan banjir di kotaku tersayang Palembang, berikut beberapa langkah strategis pemerintah akan ambil.

Pertama, Revitalisasi Sistem Drainase: Pemerintah Kota Palembang telah menyiapkan tim khusus dan berkolaborasi dengan TNI-Polri untuk meningkatkan kapasitas drainase dan mengurangi genangan air [https://palembang.go.id/berita/siaga-banjir-2024-ratu-dewa-siapkan-timdan-kolaborasi-dengan-tni-polri].

Kedua, Pemetaan Kawasan Rawan Banjir. Pembuatan peta kawasan rawan bencana banjir membantu dalam identifikasi area kritis dan perencanaan mitigasi yang tepat. [https:// bappedalitbang.palembang.go.id/peta-kawasan-rawan-bencana-banjir-kota-palembang.html].

Perlunya Desain Lanskap Sungai. Pendekatan arsitektur sungai yang memadukan keindahan dan fungsi, seperti mitigasi banjir, pengelolaan air hujan, dan pelestarian keanekaragaman hayati, dapat diterapkan untuk meningkatkan resiliensi kota. 

BACA JUGA:Banjir Terendam Lima Hari, Warga Talang Jambi Menanti Solusi dari Pemerintah

BACA JUGA:Sekolah Banjir Boleh Belajar Daring, Materi Pembelajaran Bisa Kirim via WA

Solusi Baru yang Arsitek Lanskap Tawarkan kepada Pemerintah, Stakeholder, dan Masyarakat 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan