https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Pendidikan Berkualitas di Bulan Ramadhan: Mengoptimalkan Waktu Belajar Tanpa Mengganggu Ibadah

Ramlan Effendi MPd Kepala SMPN 4 Kikim Selatan, Lahat-foto: ist-

SUMATERAEKSPRES.ID - Pemerintahan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka telah memasuki bulan ketiga, sekaligus 100 hari pertama yang sering menjadi tolok ukur awal kinerja pemerintah baru. Sejumlah program prioritas tentu telah disusun dan dipetakan untuk dijalankan sepanjang tahun ini. 

Di antara banyak sektor yang menjadi perhatian, pendidikan tetap menjadi fondasi krusial dalam membentuk generasi berkualitas yang siap menghadapi persaingan global, dengan Program Makan Bergizi gratis menjadi program unggulannya.

Sementara itu, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed., telah merumuskan setidaknya lima program utama untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia; yaitu penerapan Wajib Belajar 13 Tahun, yang memasukkan pendidikan prasekolah usia dini sebagai bagian dari sistem wajib belajar untuk membangun fondasi pendidikan yang lebih kuat sejak dini.

Kajian untuk reformasi Ujian Nasional dan sistem zonasi juga menjadi perhatian utama, dengan evaluasi menyeluruh guna memastikan keduanya berjalan lebih efektif dan adil bagi seluruh siswa. Pengembangan Kurikulum Merdeka yang dikombimasikan dengan “deep learning” turut diwacanakan untuk menciptakan sistem pembelajaran yang lebih fleksibel dan adaptif, sehingga siswa memiliki ruang lebih luas dalam mengeksplorasi minat dan bakat mereka. 

BACA JUGA:Tahap Awal Sasar 3.000 Siswa, Makan Bergizi Gratis di OKU Timur Mulai Februari

BACA JUGA:Dua SMK di Sumsel Laksanakan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)

Salah satu wacana berikutnya yang sempat dilontarkan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Abdul Mu’ti adalah rencana meliburkan kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah selama bulan Ramadhan. Wacana ini cukup sering diangkat media dan televisi nasional bersama pegamat pendidikan, dan akhirnya dibahas juga di kalangan guru.

Walaupun secara subjektif rencana kebijakan ini disambut gembira oleh siswa, namun jika dikaji secara objektif dan mendalam, penulis mendapati 5 alasan penting tentang kurang tepatnya jika selama bulan Ramadhan KBM disekolah diliburkan. 

1.Menurunkan Kualitas Pendidikan dan Meningkatkan Learning Loss

Libur sekolah selama satu bulan penuh dapat mengganggu pencapaian kurikulum dan membuat siswa kesulitan mengejar materi setelah Ramadan. Jika sekolah dihentikan dalam waktu lama, siswa akan kehilangan banyak waktu belajar, yang berdampak pada pemahaman mereka terhadap pelajaran. Ketertinggalan akademik bisa menjadi lebih parah karena siswa perlu menyesuaikan diri kembali dengan ritme belajar setelah liburan panjang. Selain itu, kurikulum yang telah dirancang dengan jadwal tertentu akan terganggu, sehingga ada risiko materi tidak tersampaikan secara optimal. Kebiasaan belajar yang terhenti juga dapat menyebabkan siswa mengalami learning loss, sehingga mereka harus bekerja lebih keras untuk mengejar ketertinggalan. Oleh karena itu, libur satu bulan penuh bukanlah solusi yang ideal karena dapat berdampak negative terhadap perkembangan akademik siswa.

BACA JUGA:Menu Program Makan Bergizi Gratis Sudah Berdasarkan AKG dan Gizi Seimbang, Ini Penjelasan Ahli Gizi

BACA JUGA:Menu Makan Bergizi di Sukarami Sama untuk Semua Jenjang, Hanya Porsi Berbeda

2. Menurunkan Disiplindan Motivasi Belajar

Libur panjang dapat membuat siswa terbiasa dengan kehidupan yang lebih santai, sehingga ketika mereka kembali ke sekolah, mereka seringkali kesulitan untuk fokus lagi pada pelajaran. Kebiasaan santai ini mengurangi motivasi mereka untuk belajar, membuat mereka merasa lebih malas. Tanpa adanya aktivitas yang terorganisir, banyak siswa yang cenderung menghabiskan waktu dengan hal-hal yang tidak produktif, seperti bermain game atau menonton TV terlalu lama. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan