https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Pendidikan Berkualitas di Bulan Ramadhan: Mengoptimalkan Waktu Belajar Tanpa Mengganggu Ibadah

Ramlan Effendi MPd Kepala SMPN 4 Kikim Selatan, Lahat-foto: ist-

Hal ini berarti mereka kehilangan kesempatan untuk meningkatkan keterampilan atau belajar hal-hal yang berguna. Akibatnya, setelah kembali ke sekolah, siswa mungkin mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan tuntutan akademik yang ada. Secara keseluruhan, libur panjang yang tidak terstruktur bisa berdampak buruk pada semangat dan produktivitas belajar siswa.

3. Tidak Semua Siswa Memiliki Lingkungan Belajar yang Mendukung.

Banyak siswa yang tidak memiliki kondisi ideal untuk belajar di rumah, seperti ruang yang tenang atau perangkat teknologi yang memadai untuk mendukung kegiatan belajar. Selain itu, sebagian orang tua juga kesulitan memberikan bimbingan yang cukup kepada anak-anak mereka, apalagi bagi yang memiliki jadwal kerja padat atau keterbatasan pengetahuan. Tanpa adanya bantuan yang memadai, siswa bisa kehilangan arah dalam pembelajaran dan kesulitan memahami materi yang belum dipelajari sebelumnya. 

Hal ini dapat menyebabkan mereka merasa bingung dan tertinggal setelah kembali ke sekolah. Jika tidak ada pengawasan atau pendampingan yang cukup, siswa dapat kesulitan dalam mengikuti pelajaran yang telah diajarkan. Oleh karena itu, sistem pendidikan perlu memastikan bahwa siswa tetap memiliki akses ke pembelajaran yang berkualitas, meskipun berada di luar sekolah.

BACA JUGA:Dukungan untuk Generasi Emas, Uji Coba Program Makan Bergizi Gratis Dimulai di MLM

BACA JUGA: Program Makan Bergizi Gratis di Muba: Upaya Tingkatkan Gizi dan Semangat Belajar Anak, Target 14.000 Siswa

4. Interaksi Sosial dan Pembentukan Karakter Menjadi Terhambat

Sekolah memiliki peran lebih dari sekadar tempat untuk memperoleh pelajaranak ademik; di sana, siswa juga belajar berinteraksi, mengembangkan disiplin, serta membangun keterampilan sosial dan karakter. Di sekolah, mereka berlatih untuk bekerja sama, belajar berkomunikasi dengan teman-teman, serta menyerap nilai-nilai penting yang mempengaruhi perkembangan kepribadian mereka. Namun, jika libur sekolah terlalu panjang, siswa akan kehilangan kesempatan untuk terus mengasah keterampilan ini.

Mereka tidak dapat melatih kemampuan seperti kepemimpinan, kolaborasi, dan tanggung jawab dalam lingkungan sosial. Tanpa aktivitas yang melibatkan interaksi langsung, siswa mungkin kesulitan untuk tumbuh secara pribadi. Oleh karena itu, libur yang terlalu lama dapat menghalangi perkembangan karakter dan sosial siswa yang penting dalam kehidupan sehari-hari di sekolah.

5. Solusi Lebih Baik: Penyesuaian Jadwal Belajar selama Ramadan

Dari pada memberikan libur satu bulan penuh kepada siswa, lebih baik jika sekolah menyesuaikan jadwal dengan cara mengurangi jam belajar secara fleksibel. Selain itu, sekolah bisa memberikan tugas berbasis proyek yang memungkinkan siswa tetap terlibat dalam kegiatan akademik meski waktu belajar terbatas. Mengadakan kegiatan edukatif yang relevan dengan bulan Ramadan juga bisa menjadi alternatif yang baik untuk mempertahankan semangat belajar tanpa mengorbankan momen ibadah.

Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk tetap menjalankan ibadah dengan tenang, namun tetap terhubung dengan pembelajaran yang bermanfaat. Dengan cara ini, kualitas pendidikan tetap terjaga, dan siswa tidak merasa kehilangan waktu untuk memahami materi yang telah diajarkan.

BACA JUGA:Program Makan Bergizi Gratis di Palembang Tanpa Susu, Bukan Daerah Penghasil, Tidak Boleh Kemasan

BACA JUGA:Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Siapkan 10 Petugas Dapur di 5 Sekolah Palembang

Fokus utama adalah menjaga keseimbangan antara kebutuhan ibadah dan hak siswa untuk mendapatkan pendidikan yang baik. Menyesuaikan jadwal dengan cara yang bijak dapat meningkatkan efektivitas belajar tanpa harus menghentikan kegiatan sekolah.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan