Di sisi lain, Hamas masih mengandalkan bom rakitan untuk menimbulkan korban jiwa dan memperlambat serangan tersebut.
BACA JUGA:3 Tuduhan Keji Zionis Israel kepada RS Indonesia di Gaza Palestina
BACA JUGA:Israel Bombardir RS Indonesia di Gaza Utara, Jelang Gencatan Senjata 4 Hari dengan Hamas
Beberapa rumah sakit di Gaza, melaporkan banyaknya warga sipil yang tewas dan terluka, seiring dengan berkurangnya pasokan medis.
Terutama perempuan dan anak-anak. Sementara meluasnya pertempuran darat ke Selatan, menghentikan pengiriman bantuan kemanusiaan jauh dari titik persimpangan Rafah dengan Mesir.
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan badan-badan bantuan mengatakan tidak ada lagi tempat di Gaza yang aman.
Menurut PBB, 1,87 juta orang atau lebih dari 80 persen populasi Gaza, telah meninggalkan rumah mereka.
BACA JUGA:3 Relawan WNI Ditangkap Pasukan Israel, Ini Penjelasan Jubir Kemlu RI
Bahkan banyak yang harus meninggalkan tempat perlindungan beberapa kali, untuk menghindari serangan Israel.
"Pola serangan yang menargetkan atau berdampak pada infrastruktur sipil menimbulkan kekhawatiran serius mengenai kepatuhan Israel terhadap hukum kemanusiaan internasional dan secara signifikan meningkatkan risiko kejahatan kekejaman," papar Kantor Hak Asasi Manusia PBB.
Di bagian lain, militer Israel dan Hamas terlibat pertempuran dari rumah ke rumah di sepanjang Jalur Gaza.
Menimbulkan dampak buruk bagi penduduk sipil, di tengah hilangnya bantuan kemanusiaan.
BACA JUGA:5 Perdana Menteri Israel Paling Kejam Pada Palestina. Ada yang Dijuluki PENJAGAL BEIRUT
BACA JUGA:Kemenag Sumsel Dorong Percepatan Transformasi Digital
Kementerian Kesehatan Gaza, mengatakan 1.207 warga Palestina telah tewas sejak gagalnya perpanjangan gencatan senjata sementara, pekan lalu.