Anak Sumbagsel Harus Sukses, Sumbagsel Bersatu Antarkan Lima Anak Perantauan Lulus Catam TNI AD di Kodam Jaya

Sumbagsel Bersatu buktikan anak perantauan bisa sukses! Lima anak asal Sumbagsel diterima sebagai calon tamtama TNI AD 2025 setelah pembinaan intensif. Foto:Ist/Sumateraekspres.id--
SUMATERAEKSPRES.ID – Di balik kisah kesuksesan lima anak perantauan asal Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) yang diterima sebagai calon tamtama di TNI Angkatan Darat (AD) tahun 2025, ada peran besar dari Sumbagsel Bersatu, sebuah organisasi yang berfokus pada pemberdayaan anak-anak perantauan.
Dalam pelatihan intensif selama tiga bulan di bawah arahan Ketua Umum Sumbagsel Bersatu, Ir Sumantri Pagaralam, kelima anak tersebut berhasil melewati berbagai tantangan fisik dan mental, membuktikan bahwa anak-anak Sumbagsel juga mampu berprestasi di tanah rantau.
Selama ini, perantauan dari Sumbagsel seringkali mendapatkan stigma negatif, seolah-olah mereka sering terlibat dalam keributan atau masalah sosial.
BACA JUGA:Jalan Hauling PT SLR, Solusi Atasi Permasalahan Kemacetan Akibat Angkutan Batubara
BACA JUGA:Satnarkoba Polres Banyuasin Grebek Kampung Narkoba di Dua Lokasi, Ini Hasilnya!
Namun, melalui program pembinaan yang digagas oleh Sumbagsel Bersatu, stigma tersebut perlahan-lahan mulai berubah.
"Kami ingin menunjukkan bahwa anak-anak Sumbagsel bisa berprestasi dan menjadi pribadi yang berguna.
Itu sebabnya, saya membimbing mereka selama tiga bulan penuh, memberikan motivasi, pelatihan fisik, dan kepribadian yang positif," ujar Ir Sumantri saat dihubungi melalui ponsel pada Kamis (27/2).
Dari sembilan anak yang menjalani pelatihan, lima di antaranya berhasil lulus dan diterima sebagai calon siswa tamtama TNI AD.
BACA JUGA:Kasus Korupsi Izin K3 Disnakertrans Sumsel, Penyidik Lanjut Periksa 10 Saksi
BACA JUGA:Terciduk Usai Edarkan Sabu, Pengedar Narkoba Ditangkap di Banyuasin
Namun, empat anak lainnya gagal karena kendala kesehatan, seperti varikokel, buta warna, dan ambeien.
Meskipun demikian, prestasi lima anak tersebut tetap menjadi bukti nyata bahwa dengan bimbingan yang tepat, anak-anak perantauan bisa mencapai impian mereka.
"Keempat anak yang tidak lulus karena masalah kesehatan sangat disayangkan, namun mereka tetap bisa melanjutkan perjalanan mereka dengan semangat dan tekad baru," tambah Sumantri.