Harapan Konsolidasi Pasca Kontestasi Pemilihan Gubernur Sumatera Selatan

Mendagri Tito Karnavian pelantikan serentak kepala daerah hasil Pilkada 2024 akan digelar pada 20 Februari 2025, meski ada penundaan akibat sengketa. Pemerintah Sumsel telah siap dengan persiapan pelantikan. Foto:Agustina/Sumateraekspres.id--
Berharap Kedewasaan Aktor Politik Lokal
Rekonsiliasi pasca pelaksanaan pilkada menjadi tanggungjawab Bersama, terutama para elit politik. Perlu disadari Bersama bahwa kontestasi politik hanya akan melahirkan satu pemenang saja, pihak lain harus siap menerima semua hasil yang paling menyakitkan, yaitu kekalahan.
Perlu kedewasaan yang mumpuni untuk bisa menerima kekalahan pasca pelaksanaan pilkada, setelah “pertarungan”ber bulan bulan mereka harus menerima bahwa mereka belum dipercaya oleh konstituen, dan itu perlu beberapa saat waktu untuk menerima dan itu manusiawi.
Dalam konteks pemilihan Gubernur di Sumatera Selatan,para kontestan sudah terkenal dengan track record yang mumpuni terutama dalam ranah politik di Sumatera Selatan.
Pengalaman yang Panjang dan mumpuni bisa memperlihatkan kapasitas actor politik dalam menyikapi hasil pilkada yang telah berlalu.
KPU Provinsi Sumatera Selatan Melalui sidang pleno pada tanggal 9 Januari 2025 menetapkan Herman Deru- Cik Ujang sebagai pemenang pemilihan umum Gubernur Sumatera Selatan dengan memperoleh 2.220.437 suara atau sekitar 51,62 persen dari total suara sah, cukup jauh meninggalkan dua pasangan lain.
Setelah melalui proses panjang mulai dari pleno tingkat desa hingga provinsi, akhirnya penetapan ini dapat terealisasi, tidak ada hambatan berarti terutama tuntutan melalui jalur hukum untuk menggugat hasil pilkada ini.
Tidak ada tuntutan yang dilayangkan oleh pasangan “Era Baru dan Matahati” bisa menjadi harapan bahwa para elit politik sudah dewasa dalam menerima hasil pilkada.
Wujud kedewasaan yang telah tercermin dalam penerimaan hasil pemilu diharapkan dapat berlanjut dalam proses pembangunan Sumatera Selatan.
Proses membangun sebuah daerah tidak bisa hanyadigantungkan pada Gubernur jajarannya saja, perlu adanya Insight yang diberikan terutama sebagai proses check and balance ataupun input program kerja yang akan dilakukan dalam 5 tahun berikutnya.
Pengalaman mumpuni yang dimiliki oleh Eddy Santana-Riezky Aprilia dan Mawardi yahya-Anita Noeringhati, baik sebagai mantan wakil Gubernur, Mantan Walikota hingga anggota DPR RI menjadi modal yang penting untuk tetapdilibatkan dalam proses pembangunan Sumatera Selatan.
BACA JUGA:MK Lanjutkan Sengketa Pilkada Empat Lawang ke Sidang Pembuktian
BACA JUGA:9 Pilkada di Sumsel Bermuara 11 Gugatan PHPKada ke MK
Pada akhirnya keinginan ,konsolidasi dari actor politik untuk saling merangkul satu sama lain menjadi penentu keberlangsungan pembangunan 5tahun kedepan, bahu membahu memberikan dukungan tanpa harus mencaci itu menjadi satu harapan baru di masa mendatang.
Kedewasaan bagi setiap elit politk diperlukan untuk menyadari bahwa kontestasi telah usai, Langkah selanjutnya adalah mari bergandengan tangan untuk mewujudkan warga Sumatera Selatan “SEJAHTERA”.(*)