Krisis Sampah, Ini yang Dilakukan Pemerintah
MENuMPuK: Gunungan sampah yang menumpuk di salah satu sudut Kota lubuk linggau. -foto: zulkarnain/sumeks-
SUMSEL, SUMATERAEKSPRES.ID – Masalah sampah seolah menjadi masalah global, termasuk di Sumsel. Salah satunya, leluhan warga Kota Lubuklinggau memuncak setelah tumpukan sampah menghiasi jalan-jalan protokol seperti Jalan Yos Sudarso, Ahmad Yani, dan Jalan Garuda selama tiga hari terakhir. Sampah yang mulai menumpuk sejak 3 Januari itu bahkan mencapai volume 10 ton di beberapa titik.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lubuklinggau, Johan Sitepu, saat dikonfirmasi Minggu (5/1) tidak menampik adanya keterlambatan penanganan. Menurutnya, akar permasalahan terletak pada ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) untuk kendaraan operasional truk pengangkut sampah.
“Seminggu sebelum tahun baru, SPBU Marga Mulya memutuskan kerja sama dengan seluruh kendaraan operasional Pemkot Lubuklinggau. Kami harus mencari mitra baru untuk memastikan pasokan BBM, tetapi prosesnya membutuhkan waktu. Ini keputusan mendadak, dan BBM untuk truk operasional kami tidak sedikit,” ujar Johan, Jumat (5/1).
Keputusan SPBU tersebut berdampak besar. Operasional pengangkutan sampah yang biasanya berjalan lancar mendadak tersendat. Akibatnya, volume sampah di jalan protokol meningkat hingga empat truk per titik.
BACA JUGA:Krisis Sampah di Lubuklinggau, Truk Pengangkut Terhenti, Jalan Protokol Tertutup Tumpukan Sampah
BACA JUGA:Toyota Ajak Anda Bergabung dalam Gerakan IT’S TIME FOR EVERYONE, Saatnya Kurangi Sampah Anorganik!
“Volume sampah sangat tinggi. Satu titik bisa mencapai 10 ton. Kondisi ini tidak hanya mengganggu kenyamanan, tapi juga menciptakan potensi masalah kesehatan,” jelas Johan.
Namun, Johan memastikan timnya telah bergerak. “Mulai hari ini, 12 truk kami akan beroperasi dengan pola dua kali pengangkutan per hari. Kami bekerja hingga Magrib untuk menyelesaikan tumpukan sampah di seluruh kota,” tegasnya.
DLH kini menggandeng Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) untuk mempercepat solusi. Upaya kolaboratif dengan SPBU lain sedang dirintis agar krisis BBM tidak kembali melumpuhkan operasional.
“Ini soal komitmen. Kami berjanji tumpukan sampah mulai teratasi besok. Kota Lubuklinggau harus kembali bersih,” ujar Johan dengan nada optimistis.
BACA JUGA:Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan Berbasis Ekologi dan Agama
BACA JUGA:Pengunjung Taman Segitiga Emas Kayuagung Ramai, Sayangnya Sampah Berserakan
Meski demikian, sejumlah warga merasa langkah ini terlambat. “Sampah di Jalan Ahmad Yani sudah menumpuk sejak awal minggu. Bau dan pemandangannya tidak pantas untuk jalan utama. Harusnya ada antisipasi, bukan tunggu sampai parah begini,” ujar Yanti, warga Kelurahan Marga Rahayu.
Krisis sampah kali ini menjadi sorotan tentang bagaimana infrastruktur pendukung pengelolaan sampah di Lubuklinggau perlu dibenahi. Tidak hanya soal pasokan BBM, tapi juga strategi jangka panjang untuk mengelola volume sampah yang terus meningkat.