https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Potensi Ekspor Telur Ayam Banyuasin: Menuju Standar Internasional, Ini Tantangan dan Solusi Sertifikasi NKV!

Kawasan Air Batu di Banyuasin, Sumatera Selatan, tengah berupaya mencapai standar ekspor telur ayam dengan penerapan sertifikasi NKV berbasis kawasan. Foto: pemkab banyuasin--

Salah satu kendala utama adalah penerapan standar kesehatan hewan yang sesuai dengan regulasi nasional, khususnya terkait dengan Sertifikat Nomor Kontrol Veteriner (NKV). Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 17 Tahun 2024, produk telur yang akan didistribusikan antarprovinsi wajib memenuhi persyaratan sertifikasi NKV dan terbebas dari penyakit Avian Influenza (HPAI).

Masih menurut Dr. drh. Jafrizal, MM, auditor NKV Provinsi Sumsel, sertifikat NKV menjadi penting karena merupakan jaminan bahwa unit usaha peternakan ayam petelur telah menerapkan standar sanitasi dan higiene yang sesuai.

Selain itu, Permentan Nomor 11 Tahun 2020 mengatur bahwa setiap usaha peternakan ayam petelur wajib memiliki sertifikat NKV sebagai bukti bahwa mereka memenuhi standar kebersihan dan kesehatan yang dibutuhkan untuk menjaga mutu produk.

Namun, hingga saat ini, masih banyak peternakan di kawasan Air Batu yang belum memiliki sertifikat NKV. Hanya beberapa peternakan yang telah menerima pembinaan terkait hal ini.

Salah satu kendala utama yang dihadapi oleh peternak adalah penerapan 3 zona biosekuriti, yaitu zona merah, kuning, dan hijau yang harus diterapkan di sekitar area kandang.

Kesulitan membagi area zona merah di kandang masing-masing peternak menjadi tantangan tersendiri, sehingga mempengaruhi proses sertifikasi.

Sebagai solusi atas tantangan tersebut, ditawarkan pendekatan sertifikasi NKV berbasis kawasan. Dalam skema ini, seluruh kawasan Air Batu akan memiliki pintu gerbang masuk dan keluar yang dilengkapi dengan biosekuriti terpadu.

BACA JUGA:Cara Beternak Ayam Kampung yang benar

BACA JUGA:Usai Ternak Ayam, Kembangkan Ikan Lele

Zona merah yang mencakup area dengan risiko infeksi tinggi akan ditempatkan di pintu masuk kawasan, sementara pembagian zona kuning dan hijau dilakukan di dalam area kandang masing-masing peternak.

Dengan sistem ini, setiap peternak tetap wajib memenuhi persyaratan sertifikasi NKV untuk masing-masing kandang, namun penerapan biosekuriti menjadi lebih terintegrasi.

Pendekatan ini diharapkan mampu meningkatkan daya saing produk telur asal Banyuasin di pasar nasional maupun internasional.

Selain itu, kawasan ini juga harus terbebas dari penyakit lain seperti salmonelosis untuk memenuhi syarat kesehatan hewan yang lebih ketat, terutama jika produksi telur dari Banyuasin diarahkan untuk memenuhi standar ekspor.

Potensi ekspor ke negara-negara tetangga, termasuk Singapura, tidak menutup kemungkinan akan menjadi kenyataan di masa depan.

Dengan semakin ketatnya regulasi terkait kesehatan dan standar mutu produk hewan, penerapan sertifikasi NKV satu kawasan di Air Batu menjadi langkah strategis.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan