Jembatan Putus, Aktivitas Ekonomi Sulit

PUTUS: Jembatan putus di Desaa Sukamenang, Karang Jaya Muratara mengakibatkan ekonomi warga mengalami peningkatan draktis. FOTO: ZULQARNAIN/SUMEKS--

MURATARA, SUMATERAEKSPRES.ID - Pascaputusnya jembatan penghubung di Desa Sukamenang, Kecamatan Karang Jaya, Kabupaten Muratara, Provinsi Sumsel, masyarakat andalkan perahu sebagai transportasi utama.

Wati, salah satu warga setempat mengaku cukup kesulitan dengan putusnya akses utama ini, sehingga aktivitas terkendala dan kebutuhan ekonomi semakin meningkat.

BACA JUGA:Halo Pak Bupati Muratara, Warga Kesulitan Ekonomi dan Aktivitas Pasca Jembatan Putus!

BACA JUGA:Berjibaku, Seberangkan Ambulan Pakai Rakit, Dampak Jembatan Putus karena Banjir Muratara

Senada, Masrul Hadi warga di Desa Sukamenang, Kamis (2/5), mengungkapkan ada bantuan 2 perahu dari TNI AD dan belasan perahu lokal yang ikut membantu masyarakat.

"Kalau perahu bantuan TNI itu gratis untuk anak anak sekolah dan ibu ibu, tapi kalau perahu lokal itu bayar ada yang Rp5 ribu," katanya. Dia mengungkapkan, untuk membawa mobil sejumlah perahu itu juga dimodifikasi oleh warga menjadi perahu ponton.

"Perahunya 13 unit di ikat menjadi satu, bisa angkut mobil, motor. Kemarin sempat angkut truk tapi hampir tebalik perahunyo karam," ucapnya.

Untuk jasa penyebrangan mobil Rp1,5 juta, mobil muatan Rp3 juta, untuk motor para joki menarip Rp300 ribu. Menurutnya, kondisi itu sesuai dengan resiko, karena aliran sungai cukup deras dan dalam.

Situasi ini membuat sejumlah harga pasokan logistik, seperti beras, sayur sayuran, gas LPG dan lainnya ikut naik drastis. "Harga Gas LPG di tanjung agung itu sampai Rp40 ribu/tabung gas ukuran 3 Kg," katanya.

Warga menuturkan, karena sulitnya ekonomi warga pasca banjir luapan, tidak sedikit warga berniat memutuskan pendidikan anak anaknya. kondisi itu terjadi, karena sulitnya akses dan Pemenuhan kebutuhan ekonomi, terlebih lagi 90 persen mata pencarian warga berada di seberang aliran sungai.

Kondisi itu di benarkan Kepala Desa Sukamenang Alfatah, dia mengaku memang sudah ada kabar baik dari Pemerintah Daerah yang akan membangun jembatan belly. Pembangunan itu akan dilakukan, sekitar bulan 8 agustus 2024. 

"Tapi soal kesulitan akses dan ekonomi itu memang benar terjadi. Harga harga barang disebrang sana itu naik semua. Karena sesuai resiko saat membawa produk itu masuk tidak mudah," bebernya.

Dia mengatakan, sumberpenghasilan warga di Desa Mereka memang berada di seberang aliran sungai. Bagi warga yang sudah mapan, tentunya kenaikan harga tidak menjadi masalah. Tapi bagi yang miskin itu serba susah.

"Harapan kami Pemerintah bisa memperbaiki terlebih dahulu jembatan gantung. Ini sebagai sara penghubung, anak anak bisa lewat sekolah dan yang berdagang bisa masuk pakai motor," katanya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan