Pulau Kemaro, Pembuktian Cinta Sejati Tan Bun An dan Siti Fatimah

Ilustrasi artikel Pulau Kemaro, Pembuktian Cinta Sejati Tan Bun An dan Siti Fatimah.--

"Arti Pulau Kemaro adalah pulau yang tidak akan tenggelam, walaupun tingginya hanya 5 MDPL. Sampai sekarang, pulau ini dikenal dengan nama Pulau Kemaro," jelas Tjik Harun.

Pulau Kemaro, pada masa Kerajaan Sriwijaya dan Kesultanan Palembang Darussalam, berfungsi sebagai benteng pertahanan atau pos penjagaan terluar sebelum mencapai pusat ibukota.

BACA JUGA:Kunjungan Wisatawan ke Palembang 2,011 Juta, Didorong Penambahan Rute Baru-Internasional

BACA JUGA:Nasib Dermaga 7 Ulu, Spot Wisata Anyar di Palembang yang Kini Rusak Berat Kena Tabrak Tongkang Batubara

Benteng Tambak Bayo, yang terkenal pada masa itu, menjadi pos penting yang mengontrol izin kapal-kapal yang akan memasuki pusat pemerintahan.

Sejarah Pulau Kemaro juga menyimpan kisah tragis dan romantis. Kisah Putri Siti Fatimah dan Pangeran Tan Bun An yang berakhir dengan kekecewaan karena tujuh guci berisi emas yang dibawa dari Tiongkok ternyata berisi sayur sawi asin.

Rasa penyesalan mengantar mereka berdua untuk terjun ke Sungai Musi, dan sebagai bentuk penghormatan, Kelenteng Hok Tjing Bio dibangun di atas Pulau Kemaro bersama makam keduanya.

Kisah cinta abadi ini tidak hanya diwujudkan dalam Kelenteng Hok Tjing Bio dan makam Pangeran Tan Bun An serta Putri Siti Fatimah.

BACA JUGA:PETJAH! Destinasi Wisata Lubuklinggau Ramai Pengunjung dari Luar Daerah

BACA JUGA:Bukit Pendape Muba Sajikan Wisata Alam. SIlakan Buktikan !

Di sekitar makam, tumbuh Pohon Cinta yang menjadi simbol keabadian cinta keduanya. Bagi yang percaya, mengukir nama di Pohon Cinta diharapkan membawa berlanjutnya hubungan ke jenjang pernikahan, menjadikan Pulau Kemaro sebagai Pulau Jodoh.

Puncak kunjungan wisatawan ke Pulau Kemaro terjadi pada perayaan Cap Go Meh.

Ratusan ribu pengunjung, baik dari warga lokal maupun mancanegara, memadati pulau ini. Cap Go Meh di Pulau Kemaro menawarkan beragam kegiatan, mulai dari kuliner, hiburan, permainan anak, hingga ritual keagamaan bagi umat Tridharma.

Malam hari di Pulau Kemaro menjadi indah dengan ribuan lampion yang menyala dan atraksi barongsai serta wayang orang sebagai hiburan. Puncak acara ditandai dengan ritual pemotongan kambing sebagai persembahan.

Dengan segala pesonanya, Pulau Kemaro tetap menjadi destinasi wisata yang menarik, mengajak pengunjung untuk menyelami sejarah, keindahan alam, dan kisah cinta legendaris yang membentuk pulau ini.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan