https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Omzet Kios Tembakau Menurun Jauh, Konsumen Tingwe Beralih ke Rokok Ilegal, Ini Alasannya

KIOS TEMBAKAU: Salah kios tembakau di kawasan Seberang Ulu Palembang, yang terpaksa menutup cabangnya karena pelanggan tingwe beralih ke rokok ilegal. FOTO: BUDIMAN/SUMEKS--

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Harga rokok yang terus naik beberapa tahun terakhir, membuat tren konsumsi sempat bergeser.

Selain rokok elektrik, sebagian perokok lainnya beralih ke rokok linting. Dikenal istilah tingwe, alias ngelinting dewe. Kios tembakau iris pun tumbuh dan berkembang.

BACA JUGA:Pemerintah Usulkan, Mulai 2025 Penyakit Akibat Merokok Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan

BACA JUGA:Rokok Ilegal Semakin Mudah Didapat, Harga Murah dan Varian Aroma Buah, 1 Januari 2025 Rokok Legal Naik Harga

“Dulu pernah omzet sehari Rp2 juta, sampai bos membuka cabang kios tembakau di tempat lain.

Pegawai pun bertambah,” ucap pegawai salah satu kios tembakau di Seberang Ulu, Palembang, kepada Sumatera Ekspres, Sabtu (4/1).

Masa kejayaan 2-3 tahun lalu, akhirnya mulai terasa tergerus sejak awal Januari 2024 lalu. Yakni ketika rokok murah atau rokok cukai ilegal, semakin marak di Palembang.

”Pembeli beralih ke rokok murah, ada yang Rp10 ribuan sebungkus. Alasannya tidak capek melinting lagi,” tuturnya.

Padahal, tembakau iris kemasan di kiosnya juga bervariasi aroma rasa. Ada yang bungkusan kiloan, ada kemasan. Termurah ada Rp12 ribu per bungkus, bisa jadi puluhan batang rokok.

”Tembakau kami legal, ada cukainya. Tapi ya itu tadi, konsumen alasannya malas ngelinting. Sudah banyak rokok murah (ilegal),” sesalnya. 

Beralihnya pelanggan rokok tingwe ke rokok ilegal, sangat berdampak pada omzet kios tembakau. Pernah omzet hanya Rp500 ribu per bulan, untuk menggaji pegawai saja tidak cukup.

“Gaji kami Rp65 ribu per hari. Jadi cabang kios tutup, pegawai dikurangi. Sementara sewa tempat Rp15 juta setahun,” ungkap perempuan berhijab itu, enggan disebutkan identitasnya.

Alasannya perokok tingwe beralih ke rokok ilegal, tidak berbeda jauh dengan alasan Gs, warga Banyuasin. “1-2 tahun belakangan, memang sempat tingwe.

Sekarang ndak repot lagi ngelinting lagi, rokok murah (ilegal) sudah banyak di warung,” aku Gs, Jumat (3/1).

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan