https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Penanganan Konflik Sosial Kesiapan Pemilu 2024, Berdasarkan Kepemimpinan Model Aigle & Intuitif Leadership

Kapolres Rembang AKBP Suryadi SIK MH--

Dalam Pasal 1 Ayat (2) disebutkan bahwa Kode Etik Profesi Polri adalah norma-norma atau aturan-aturan yang merupakan kesatuan landasan etik atau filosofis dengan peraturan perilaku maupun ucapan mengenai hal-hal yang diwajibkan, dilarang, atau tidak patut dilakukan oleh anggota Polri.

Dalam Pasal 1 ayat (3) juga menerangkan etika profesi Polri adalah kristalisasi nilai-nilai Tribrata dan Catur Prasetya yang dilandasi dan dijiwai oleh Pancasila, serta mencerminkan jati diri setiap anggota Polri dalam wujud serta mencerminkan jati diri setiap anggota Polri dalam wujud komitmen moral yang meliputi etika kepribadian, kenegaraan, kelembagaan dan hubungan dengan masyarakat.

Faktor Pemimpin dinilai memiliki dampak dalam model kepemimpinan sebuah organisasi, ini akan menimbulkan motivasi kerja.

Menurut Simková & Holzner mengemukakan secara teoritis motivasi terbentuk karena manusia memiliki kategori kebutuhan pokok seperti kebutuhan fisiologi, rasa aman, sosial, ego dan perwujudan diri. Kebutuhan tersebut membentuk suatu hirarki
dan masing-masing akan aktif jika kebutuhan yang lebih rendah telah terpenuhi.

Kebutuhan fisiologi merupakan kebutuhan pokok misalnya kebutuhan makanan, minuman, tempat tinggal dan sejenisnya.

Kebutuhan rasa aman adalah kebutuhan yang muncul setelah kebutuhan pokok terpenuhi, misalnya kebutuhan jaminan keamanan.

Pandangan bahwa pemberian dorongan sebagai salah satu bentuk motivasi, penting dilakukan untuk meningkatkan gairah kerja karyawan sehingga Anggota Kepolisian dapat mencapai hasil yang dikehendaki oleh Pimpinan Polri.

Hubungan motivasi, gairah kerja dan hasil optimal mempunyai bentuk linear dalam arti dengan pemberian motivasi kerja yang baik, maka gairah kerja anggota akan meningkat dan hasil kerja akan optimal sesuai dengan standar kinerja yang ditetapkan.

Model kepemimpinan menjadi suatu hal yang urgent dirumuskan dimulai dari memahami ciri tipe kepemimpinan, sebagaimana dijelaskan Veithzal Rivai dalam bukunya “Education Manajemen” bahwa, Tipe kepemimpinan paling tepat untuk memimpin organisasi modern, memiliki beberapa ciri di antaranya;

1) Selalu bertitik tolak dari rasa persamaan hak dan persamaa kewajiban sebagai manusia;

2) Berusaha menyingkronkan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi/bawahan dan;

3) Senang menerima saran, pendapat dan kritik.

Berdasarkan 3 (tiga) ciri kepemimpinan dan kondisi zaman yang menuntut kecepatan dan ketepatan, kepemimpinan yang agile atau gesit dan lincah harus mempromosikan dan memfasilitasi lingkungan kerja dimana anggota kepolisian dapat berkembang dan memungkinkan mereka untuk bangga dengan pekerjaan mereka.

Tentu hal itu berpedoman pada aturan dan norma yang dianut atau ditetapkan.

Pemimpin Agile mendukung anggota kepolisian dan membimbing anggota kepolisian dalam pelaksanaan eksperimen.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan