https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Strategi Operasi Semut, Basahi Gambut Bekas Pemadaman

TERUS BERASAP: Asap terus mengebul dari kebakaran lahan gambut di daerah Jungkal, Kabupaten OKI, kemarin (2/11). (inset) Wakapolda dan Karo Ops Polda Sumsel meninjau dari dekat upaya pembasahan di Pedamaran, OKI samping Tol Kayuagung, Km 321.- FOTO:Andri/SUMEKS-

Memang pemerintah harus bersikap. Sebab, paru-paru dunia itu salah satunya Indonesia. 

“Karenanya kita ada di sini (menanggulangi karhutla), untuk menjaga lingkungan kita,” sebutnya.

Namun, semua memiliki keterbatasan peralatan, anggaran, ataupun personel.

Polri punya personel, tidak punya peralatan.  Manggala Agni, punya peralatan tapi kekurangan personel.

“Makanya kita perlu kolaborasi, kerja sama,” ucapnya.

BACA JUGA:Kapolda : Berhentilah Membakar Lahan!

BACA JUGA:Lepas Ratusan Personel Ops Stop Karhutla, Ini Pesan Menyentuh Kapolda Sumsel 

Untuk penanganan karhutla di Kabupaten OKI sendiri, Polda Sumsel dan jajarannya sudah mengerahkan lebih dari 1.000 personel Polri.

Tersebar ke kecamatan-kecamatan dan desa-desa yang rawan karhutla.

“Kita (Polda Sumsel) biayai, baik uang harian, uang saku. Karena Pak Kapolda Irjen Rachmad Wibowo, menegaskan mereka (personel Polri) yang turun tidak boleh jadi beban bagi orang lain di lingkungannya,” beber Zulkarnain.

Tapi memang, anggaran Polri terbatas. Sesuai indeks yang diberikan oleh negara, tidak bisa memberikan lebih atau kurang. 

BACA JUGA:Api Karhutla Melintasi Jalan, Kebun Karet Milik Warga Terancam

BACA JUGA:Dampak Karhutla, Kasus ISPA di Prabumulih Melonjak

Karenanya, Polri berkolaborasi dengan Manggala Agni, TNI, Relawan Pemadam Karhutla (RPK), dan pihak-pihak lain.

“Untuk memadamkan api dan mengimbau masyarakat agar jangan membuka lahan dengan cara membakar,” imbuh Zulkarnain.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan