"Jika kita tidak bertindak tegas, Putin akan terus melemahkan Ukraina dan akhirnya memperluas jangkauannya ke seluruh Eropa," kata Glees.
"Waktu terus berjalan... Tahun 2025 mungkin menandai dimulainya era baru konflik global," tambah Strawson.
Rusia disebut memberi peringatan ke AS dan menyinggung NATO. Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menanggapi usulan terbaru dalam kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina yang akan diinisiasi Trump.
Ia mengatakan Rusia tidak akan menyetujui penundaan keanggotaan Kyiv di NATO atau penempatan pasukan penjaga perdamaian Eropa ke Ukraina. Dalam wawancara dengan kantor berita TASS yang diterbitkan pada hari Senin (30/12), Lavrov mengatakan Rusia belum menerima sinyal apa pun dari tim Trump mengenai pembicaraan untuk menyelesaikan konflik Ukraina.
"Kami selalu dan tetap siap untuk negosiasi. Namun penting untuk memahami dengan siapa dan tentang apa untuk melakukan negosiasi," tegasnya.
Lavrov mengatakan perdamaian antara Moskow dan Kyiv hanya dapat dicapai melalui "perjanjian yang dapat diandalkan dan mengikat secara hukum". Perjanjian itu, lanjutnya, harus bisa mengatasi akar penyebab konflik dan mencakup mekanisme untuk mencegah pelanggaran di masa mendatang.
Putin menegaskan Ukraina harus memiliki status netral atau non-blok. Putin juga menekankan bahwa setiap pembicaraan harus mempertimbangkan realitas di lapangan yang telah muncul sejak tahun 2022, termasuk status Donetsk dan Lugansk, serta wilayah Kherson dan Zaporozhye, yang merupakan wilayah Ukraina namun kini diklaim menjadi bagian dari Rusia setelah referendum yang diadakan di tahun itu.
Disisi lain, potensi konflik juga bisa muncul dari wilayah Asia. Jenderal Angkatan Udara AS bintang empat memperingatkan tentang kemungkinan konflik dengan China yang menurutnya dapat terjadi paling cepat tahun 2025.
Keterlibatan AS terhadap konflik China dan Taiwan akan membuat Beijing marah besar dan pada akhirnya memulai Perang Dunia III. Kepala Komando Mobilitas Udara, Jenderal Mike Minihan, kemudian mengatakan jika AS perlu terlebih dahulu mengalahkan China untum menyelaraskan tujuan mereka.
Menurut Minihan, pemilihan presiden Taiwan 2024 dapat memberi Presiden China Xi Jinping alasan untuk bergerak melawan Taiwan karena Amerika Serikat terganggu oleh pemilihan presidennya sendiri. "Tim, alasan, dan peluang Xi semuanya selaras untuk tahun 2025," klaimnya.
Prediksi tentang Perang Dunia III yang kemungkinan dimulai dari Asia ini terjadi di tengah laporan dari pejabat senior pemerintahan Biden yang mengklaim bahwa China telah mempercepat rencananya untuk mengambil alih Taiwan.
China mengadakan latihan militer besar pada bulan Agustus. Latihan ini diklaim oleh Barat sebagai uji coba bagi China untuk melakukan serangan terhadap Taiwan setelah Ketua DPR AS saat itu Nancy Pelosi mengunjungi pulai itu.
Sementara pada bulan lalu, pemberitahuan Departemen Luar Negeri AS telah menawarkan Taiwan untuk membeli hingga 100 rudal pertahanan udara Patriot terbaru. Akankah ini bisa memicu awal mulanya Perang Dunia III?