SUMATERAEKSPRES.ID-Tak bisa dipungkiri makanan yang punya warna-warna cerah biasanya menggugah selera, tapi disarankan untuk menghindari makanan yang mengandung pewarna untuk mencegah risiko kesehatan baik itu reaksi alergi atau bahkan kanker.
Pewarna makanan sintetis adalah bahan kimia yang ditambahkan ke makanan untuk meningkatkan penampilan dan daya tarik makanan sehingga terlihat lezat.
Beberapa pewarna makanan yang umum adalah tartrazin, kuning matahari terbenam, bayam, merah allura, kuning kuinolin, biru cemerlang, dan nila merah tua.
Melansir Hindustan Times, pewarna buatan telah terintegrasi ke dalam industri makanan modern, meningkatkan daya tarik visual dari produk yang tak terhitung jumlahnya.
Tapi, masih banyak pertanyaan mengenai implikasi kesehatannya.
BACA JUGA:Manfaat Bunga Telang Sebagai Pewarna Makanan-Kaya Ant Oksidan
Sehingga, penggunaan pewarna sintetis yang meluas dalam makanan olahan tersebut telah mendorong penyelidikan terhadap potensi risiko dan intervensi peraturan.
"Pewarna, baik alami maupun sintetis, ditambahkan ke dalam makanan dan minuman untuk mempercantik penampilan. Meskipun menarik perhatian, keamanannya masih dipertanyakan. Penelitian mengisyaratkan adanya hubungan antara konsumsi pewarna buatan dan gangguan kesehatan seperti hiperaktif pada anak-anak, reaksi alergi, dan bahkan kanker,” kata Kepala Ahli Gizi Klinis, Rumah Sakit Amrita Faridabad Charu Dua.
Sangat penting bagi konsumen untuk berhati-hati dalam membaca label dan memilih warna alternatif alami untuk melindungi kesejahteraan makanan mereka.
"Ada efek merugikan dari pewarna makanan buatan terhadap kesehatan kita. Bahan tambahan sintetis ini, yang sering ditemukan pada makanan populer seperti permen, minuman ringan, dan makanan ringan kemasan, makanan ringan pinggir jalan telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk hiperaktif pada anak-anak, alergi, intoleransi bahkan terhadap kanker," kata Dr Suparna Mukherjee, Clinical Nutrition, Narayana Health City, Bangalore.
Mengonsumsi zat-zat pewarna dikaitkan dengan gejala seperti pusing, lemah, muntah, dan sianosis.
BACA JUGA:5 Ide Makanan Berkuah Khas Bandung untuk Menu Berbuka Puasa
BACA JUGA:5 Makanan yang Sebaik Tidak Dikonsumsi saat Sahur dan Berbuka
Demikian pula, timbal kromat, yang digunakan untuk mewarnai bubuk cabai, mengakibatkan keracunan timbal, menyebabkan sakit perut, mual, sembelit, dan anemia.