https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Berharap Kejutan, Amorim Pertahankan Filosofi

Bruno Fernandes & Mohamed Salah, FOTO: IST--

INTERNASIONAL, SUMATERAEKSPRES.ID - Pencinta Liga Inggris di seluruh dunia termasuk di Indonesia, akan disuguhi pertandingan sengit pada pekan ke-20 antara Liverpool melawan Manchester United (MU) di Stadion Anfield, Minggu (5/1) pukul 23.30 WIB yang disiarkan via layanan streaming Vidio.

Jika melihat statistik pertandingan Liverpool sang pemuncak klasemen sementara Liga Inggris ini hingga pekan ke-19. Nampaknya tidak sulit bagi Liverpool untuk mengalahkan Manchester United yang saat ini berada di peringkat 14 klasemen dengan raihan 22 poin.

BACA JUGA:Pekan Ke-20 Liga Inggris, Liverpool Tantang Manchester United di Big Match Sengit Anfield, Siapa Jagoanmu?

BACA JUGA:Arsenal Targetkan Kemenangan Lawan Brentford, Demi Tempel Liverpool di Puncak Klasemen Liga Inggris

Bagaimana tidak, dalam 21 laga terakhir, The Reds baru sekali kalah. Termasuk membantai West Ham United dengan skor 5-0. Sedangkan statistik Setan Merah, justru kebalikannya, anak asuh Ruben Amorim itu hanya meraih empat kemenangan dari 11 laga di semua kompetisi, dua di antaranya di dapat di Liga Europa serta saat mengalahkan Manchester City dengan skor 2-1.

Dalam pertemuan terakhir kedua tim tepatnya pekan ke-3, Liverpool membantai MU yang masih dilatih Erik ten Hag dengan skor 3-0 di Old Trafford melalui dua gol Luis Diaz dan Mohamed Salah. Sedangkan pada laga kandang vs MU di Premier League musim lalu, Liverpool meraih hasil imbang dengan skor 0-0.

Amorim sendiri menyadari kondisi klubnya dan tidak mencari alasan atas kondisi itu. “Saya pikir orang-orang sudah lelah dengan alasan-alasan di klub ini. Klub butuh kejutan," kata Amorim dikutip dari Reuters, Jumat (3/1).

BACA JUGA:Rentetan Kekalahan Manchester United di Desember 2024: Rekor Buruk Sejak Era 1930-an

BACA JUGA:Jadwal Liga Inggris Pekan ke-19: Manchester City Jamu Leicester City, Manchester United Hadapi Newcastle Unite

Diakuinya, momen krisis saat ini di klub sebesar MU saat sulit membalikkan keadaan. Terutama ketika ia tidak mempunyai waktu untuk melatih hal-hal dasar.

Namun mantan pelatih Sporting CP ini tetap teguh dengan filosofinya meski tim butuh lebih banyak waktu untuk menyerap gaya bermainnya. "Jika saya akan terus berubah, itu akan menjadi lebih buruk,” pungkasnya. (qda/kur/)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan