BACA JUGA:Danau Rayo Mitos dari Kutukan Bujang Kurap yang Sakit Hati
Ternyata seluruh warga karang panggung yang mencobanya gagal dan tak sanggup menuhi tantangan itu.
Karena semua yang mencoba gagal, sehingga bujang kurap mencabut tongkatnya dengan mudah, lalu munculah semburan mata air diiringi, suara petir menggelegar dengan angin kencang disertai langit yang mendadak gelap.
Hujan deras melanda desa karang panggung, mengakibatkan banjir air bah.
Semua warga yang berada di desa itu tenggelam, kecuali seorang nenek tua renta yang selamat karena sempat berbuat baik dan tidak menganggap bujang Kurap sebagai hal yang menistakan.
Desa itu Tenggelam dan disulap menjadi danau Raya, di kecamatan Rupit, Kabupaten Muratara.
BACA JUGA:Suku Ini Klaim Keturunan Langsung Tokoh Legenda Bujang Kurap
Bujang Juaro
Legenda bujang juaro tak kalah populernya dengan legenda bujang kurap, di wilayah Provinsi Sumsel.
Legenda ini banyak di klaim muncul dari, beragam wilayah.
Mulai kota Lubuklinggau, Bengkulu Selatan, Lampung, Bangka Belitung, Muara Enim, hingga ke Provinsi lainnya, seperti Riau, Dan Aceh.
Bujang juaro diklaim sebagai tokoh yang sama dengan tokoh lagenda Serunting sakti atau si Pahit lidah.
Bujang juaro menceritakan versi serunting sakti versi usia muda, yang selalu mengapit ayam jago aduan setiap keluar rumah.
BACA JUGA:Gua Napalicin, Warisan Zaman Purba Berbalut Legenda Si Pahit Lidah
Setiap bertanding ayam aduan, bujang juaro tidak pernah kalah. dan ayam aduan bujang juaro terkenal kebal dari beragam senjata tajam atau pisau taji yang digunakan dalam bertanding ayam aduan.
Tokoh lagenda bujang juaro ini, setelah dewasa dikenalkan dengan konsep pemuda sakti yang memilih jalan pertobatan dan berdakwah keliling wilayah Sumatera dan memberikan nilai Nilai religius.