Dari Korban Menjadi Pahlawan: Edukasi dan Dukungan Anak Menghadapi Bullying
Foto bersama anak-anak di Masjid Istiqlal. -Foto: ist-
Oleh: Ananda Dwi Cahya, Annisah Larashaty. S Sarila Diva Dea Ariesty, Risma Azrianti, Syafitri,Sarah Hafiy Umabi, Laksana Abimanyu Satria Budi Sampurna (Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Universitas Sriwijaya)
Bullying merupakan masalah serius yang dapat merusak kepercayaan diri dan kesehatan mental anak-anak.
Tindakan bullying tidak hanya terbatas pada kekerasan fisik, tetapi juga mencakup ejekan, ancaman, dan perilaku merugikan lainnya yang sering kali dimulai dari tindakan kecil yang tampak sepele.
Anak-anak menunjukkan berbagai respons terhadap situasi bullying, mulai dari spontan hingga proaktif.
BACA JUGA:Menuju Target 12 Persen, Unsri Kukuhkan 8 Guru Besar, Tercapai 4 Tahun Ke Depan
Beberapa respons yang umum adalah menertawakan korban, meleraikan perkelahian, atau menghindari pelaku.
Respons-respons ini menunjukkan pentingnya edukasi tentang cara menghadapi bullying dengan lebih efektif.
Anak-anak, keluarga, dan komunitas harus bekerja sama untuk menghindari pelecehan.
Anak-anak harus diminta untuk melaporkan bullying kepada orang dewasa yang mereka anggap didengar dan dilindungi.
Anak-anak juga dapat memperoleh rasa percaya diri yang kuat dengan mengambil bagian dalam kegiatan positif seperti mengaji atau belajar bela diri.
BACA JUGA:Fakultas Hukum Unsri Siap Sambut Guru Besar Baru, Prof Dr Iza Rumesten RS SH MHum, Ini Kata Dekan!
BACA JUGA:Kebutuhan Apoteker Masih Tinggi, Unsri Sumpah Apoteker, Pertama di Sumbagsel
Sangat penting untuk mengajarkan anak-anak tentang jenis bullying dan efeknya.