Aplikasi Bahaya Judi Online Jadi Bahan Ajar
SIMULASI: Guru Jurusan Teknik Jurusan Komputer (TKJ) SMKN 1, Arie Septiadi, menunjukkan simulasi permainan judi online dan bahayanya bagi masyarakat, khususnya para siswa. FOTO: NENI/SUMEKS--
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Bahaya judi online (judol) terus digaungkan agar masyarakat teredukasi dan tidak terjerat judi online.
Salah satunya seperti yang dilakukan SMK Negeri 1 Palembang dengan membuat simulasi aplikasi judi online yang memperlihatkan langsung bagaimana praktik judi online dilakukan.
BACA JUGA:Uang Hasil Jual Motor Habis Berjudi Online Slot, Akhiri Hidup di Pohon Karet
BACA JUGA: Tragis, Pria di Ogan Ilir Akhiri Hidup Karena Kecanduan Judi Online
Guru Jurusan Teknik Jurusan Komputer (TKJ) SMKN 1, Arie Septiadi, mengatakan, aplikasi judol dibuat dengan bantuan komputer dan sengaja di-setting agar pemain tidak akan pernah menang atau selalu rugi.
Contoh situs judol yang dibuat, yakni permainan tebak empat angka. Admin judol akan mengatur saat awal pemain menebak angka bakal menang sehingga pemain tergiur dan terus top up.
Setelah pemain top up dalam jumlah banyak, admin judol akan langsung mengatur jika pemain menebak angka sekali lagi dia akan kalah dengan nilai kekalahan setengah dari nilai top up-nya.
Sehingga dua kali dia bermain saldonya akan ludes atau kosong karena kalah. "Misalnya pemain lima kali menang dengan satu kali kemenangan Rp1 juta dan mendapat Rp5 juta. Pemain akan top up Rp5 juta lagi sehingga saldo total menjadi Rp10 juta.
Saat pemain kembali bermain saldo tersebut akan langsung lenyap hanya dengan dua kali bermain dan kalah," ujar Arie di sela-sela kegiatan Forum in Research Science and Technology (FIRST) dan Expo produk hasil perguruan tinggi vokasi dan Sekolah Menengah Kejuruaan 2024.
Lanjut Arie, ia membuat aplikasi itu sebagai bahan ajar agar siswa paham bahwa judi online berbahaya dan jangan pernah mencoba-coba memainkannya.
"Bahan ajar tersebut menjadi contoh langsung agar siswa tahu. Jika kita hanya sosialisasi dengan omongan saja tanpa bukti kurang meyakinkan," tegasnya.
Waka Humas SMKN 1 Palembang, Eti mengatakan simulasi aplikasi ini akan terus dikembangkan ke depan menggandeng pihak pemerintah misalnya kelurahan untuk mensosialisasikan ke masyarakat bahaya judol secara nyata.
"Kita akan menggandeng kelurahan mensosialisasikannya supaya masyarakat semakin tahu bahaya judol ini sudah sangat meresahkan," kata Eti.
Ke depan SMK Negeri 1 Palembng juga akan mengembangkan aplikasi pendeteksi asap rokok yang bisa mendeteksi dan mencegah siswa tidak merokok di lingkungan sekolah.