Pasal Rendang ‘Sepanci’, Palembang Down Grade

BUKA BERSAMA: General Manager Sumatera Ekspres H Iwan Irawan (kiri), turut menghadiri buka bersama insan media yang digelar Pemprov Sumsel bersama Gubernur Sumsel H Herman Deru, dan Wakil Gubernur Sumsel H Cik Ujang, Kamis (27/3). -foto: evan/sumeks-
Gubernur-Wagub Ajak Insan Media Buat Berita Positif-Berimbang, Jaga Trust Masyarakat
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Hanya karena viral hilangnya rendang 200 kg saat acara masak bersama selebgram Willie Salim, Kota Palembang dibuat turun kasta (down grade). Tudingan negatif ‘rakus’ kini diterima masyarakat kota pempek. Seolah-olah tidak pernah makan daging rendang.
Kejadian ini membuat Gubernur Sumsel H Herman Deru dan Wakil Gubernur Sumsel H Cik Ujang prihatin. Hal itu disampaikannya saat curhat dalam buka bersama (bukber) insan media dan admin media sosial (medsos) di Hotel Swarna Dwipa, Kamis (27/3).
“Karena rendang ‘sepanci’, begitu mudahnya Palembang down grade,” cetus Deru. Sedangkan upaya social recovery nama baik Palembang dengan gelar masak besar rendang 500 kg plus ayam 1 ton di pelataran BKB tak secepat ketika down grade.
"Kalau tujuan baik, susah untuk jadi viral. Misal ada lomba azan, yang juaranya tuna netra, tidak viral sama sekali. Tapi rendang hilang, viral dan heboh, yang buat dapat penghargaan dari platform-nya (YouTube dll)," beber Deru.
BACA JUGA:Ramadan Penuh Kebersamaan, Honda Berbagi 1.500 Paket Rendang
BACA JUGA:Padukan Rendang Darek dan Pesisia, Harga Kemasan Cuma Rp20 Ribu
Untuk itu, dia mengajak semua insan media di Sumsel untuk membantu pemerintah mengelola informasi yang baik untuk disajikan kepada masyarakat. "Di negara kita ini, penggunaan medsos borderless. Tidak seperti di Swedia atau Australia. Yang jadi pagar cuma hati nurani. Kalau adminnya tega jadi sesuatu yang menarik, bisa viral. Kalau berdampak positif, Alhamdulillah. Tapi kalau mendampak men-down grade, innalillah," cetusnya.
Saat ini diakuinya banyak hoax berseliweran. Memanfaatkan medsos, hujat menghujat terus terjadi. Seperti soal jalan di Gandus. “Yang jadi sorotan janji gubernur, padahal saya kapan berjanji. Jalan itu baru diserahkan ke provinsi 2022 -2023, dianggarkan perbaikannya 2024. Saya sudah 1,5 tahun lepas dari pemerintahan. Tiba-tiba kantor di demo," tuturnya.
Ditambahkan Deru, melalui silaturahmi dengan seluruh insan media dan admin medsos, Pemprov Sumsel berharap ada perimbangan dalam pemberitaan. “Kalau ada yang menyampaikan salah, maka perlu diimbangi. Jangan dibiarkan terus salah tanpa diklarifikasi, karena nanti itu akan dianggap sebuah kebenaran," jelasnya.
Ia menegaskan, kegiatan bukber dengan media bukan pertemuan ritual. "Tapi ini jadi momen kita bertukar informasi untuk pengelolaan pemberitaan sehingga masyarakat menerima sajian yang benar. Mari kita keroyokan menyajikan berita positif untuk meningkatkan trust (kepercayaan) masyarakat. Bukan mencari ketenaran sesaat. Menyajikan berita yang tidak men-down grade, tapi tetap menarik," tukasnya.
BACA JUGA:Insiden Rendang 200 Kg di Palembang: Pelajaran Berharga dari Sisi Manajemen Pendidikan
Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Sumsel, Tony Kurniawan, mengatakan, kegiatan bukber kemarin kerja sama antara Biro Humas dan Protokol dengan Diskominfo Sumsel.
"Ini menjadi momen meningkatkan silaturahmi, juga sinergitas dengan insan media guna terwujudnya Sumsel Maju Terus Untuk Semua," tuturnya.