2 Jam, Sudah di Lokasi Bencana, BPBD Sumsel Gelar Apel Siaga Banjir, 15 Menit Persiapan Tuntas
SIMULASI PENYELAMATAN : Petugas BPBD Sumatera Selatan melakukan simulasi proses evakuasi dan penyelamatan korban banjir. Kegiatan yang dilakukan di Venue Menembak, Jakabaring Sport Center, Rabu (23/10) ini merupakan salah satu upaya kesiapsiagaan menghada-foto: budiman/sumeks-
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Masuk musim hujan, Pemerintah Provinsi (Pemporov) Sumatera Selatan (Sumsel) bersiap siaga hadapi potensi bencana banjir. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel mewaspadai daerah rawan banjir setiap tahunnya, baik daerah dataran rendah maupun dataran tinggi di beberapa wilayah Sumsel.
Plt Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Sumsel, Aksoni mengatakan setidaknya ada 10 daerah Sumsel yang rawan bencana hidro meteorologi, yaitu Kabupaten OKU Selatan, Muara Enim, Empat Lawang, Muratara, Lahat, Palembang, OKI, OI, Musi Banyuasin dan Banyuasin. "Kita tau BMKG sudah mengeluarkan rilis bahwa ini sudah masuk musim penghujan jadi kita siap untuk melakukan apel dengan 1.200 peserta untuk antisipasi dengan stakeholder terkait," ujarnya seusai Apel dan Simulasi Mitigasi Banjir di Venue Menembak, Jakabaring Sport Center (JSC), Palembang, Rabu (23/10) pagi.
Dalam apel siaga, BPBD Sumsel juga melakukan simulasi penyelamatan banjir. Hal ini kata Aksoni sangat penting, sebagai bukti negara hadir pada saat bencana terjadi.
Dia menegaskan, sesuai standard operating procedur (SOP), tim penyelamat dalam dua jam harus sudah hadir di lokasi. Untuk persiapan 15 menit persiapan sudah tuntas, baik dapur umum, klinik, penyelaman dan persiapan lainnya.
BACA JUGA:BPBD Sumsel Gelar Rakor Cegah dan Mitigasi Karhutla
BACA JUGA:Berkas dan Tersangka Kasus Korupsi BPBD OKU Dihantarkan ke PN Tipikor
“Pada saat sebelum bencana, fungsi BPBD ini sebagai koordinasi, dan komando. Tapi pada saat bencana menjadi pelaksana,” tandasnya.
Aksoni menerangkan, untuk daerah dataran tinggi rawan banjir di Sumsel yakni Kabupaten OKU Selatan, Empat Lawang, Lahat, Muara Enim, termasuk juga Muratara juga karena lintas provinsi. Sedangkan daerah rendah, yakni Kota Palembang, lalu Kabupaten Ogan Ilir, OKI, Muba dan Banyuasin yang mesti diwaspadai jika curah hujan tinggi di lereng-lereng sungai dan sempadan sungai.
"Dari rilis BMKG kita sudah bisa lihat prakiraan hujan per dasarian. Jadi 10 hari ke depan sudah tau intensitas hujan berapa," katanya.
Makanya, pernah kejadian di OKU, Lahat, pernah terjadi rumah dibawa arus dan ada korban jiwa. Kemudian di Oku Selatan, Muara Enim, Semendo dan lainnya ada pergerakan tanah. "Longsor daerah Muara Enim, Empat Lawang. Kita sudah siapkan alat berat di seluruh BPBD," ujarnya.
Dalam penanganan banjir, ada skala prioritas dengan kondisi siaga 1, 2, 3, waspada dan awas. "Ada status yang diterbitkan Gubernur kalau skala rendah maka dibatasi personel, kalau sudah awas maka personel diturunkan semua," tukasnya.
BACA JUGA:Berkas Lengkap, Mantan Kepala BPBD Segera Diadili
BACA JUGA:Minggu Dilantik, Kalaksa BPBD Sumsel Iqbal Alisyahbana Gantikan Teddy Jabat Pj OKU
Untuk status siaga banjir sendiri, Aksoni menyebut syaratnya dari BMKG ada minimal dua kabupaten banjir. ”Kalau sekarang belum," cetusnya.