Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Bank Indonesia Ungkap Penyebabnya

Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Bank Indonesia Ungkap Penyebabnya-Foto: Bank Indonesia-

JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID - Saat ini, nilai tukar rupiah sedang dalam tren penurunan, mencapai Rp 16.450 per dolar AS.

Menurut data dari Bank Indonesia, ada beberapa faktor yang mempengaruhi pelemahan ini.

Salah satunya adalah ketidakpastian pasar global yang tinggi, terutama terkait arah penurunan Federal Funds Rate (FFR), penguatan mata uang dolar AS, serta ketegangan geopolitik yang masih berlangsung.

"Dari sisi domestik, permintaan valas oleh korporasi yang meningkat, termasuk untuk repatriasi dividen, dan persepsi terhadap keberlanjutan fiskal ke depan juga memberikan tekanan pada rupiah," ujar Erwin Haryono, Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia.

BACA JUGA:Direksi BRI Borong Saham Miliaran Rupiah

BACA JUGA:Wow! Bareskrim Polri Bongkar Praktik Judi Online Raksasa Beromzet Triliunan Rupiah, 18 Orang Ditangkap

Sejak akhir Desember 2023, rupiah telah melemah sebesar 5,92%. Meski demikian, pelemahan ini masih lebih rendah dibandingkan dengan mata uang lain.

Contohnya seperti Won Korea, Baht Thailand, Peso Meksiko, Real Brazil, dan Yen Jepang yang masing-masing melemah sebesar 6,78%, 6,92%, 7,89%, 10,63%, dan 10,78%.

Kedepannya, nilai tukar rupiah diprediksi akan stabil. Bank Indonesia berkomitmen untuk terus menjaga stabilitas rupiah melalui berbagai langkah, termasuk intervensi di pasar valas dan penguatan strategi operasi moneter.

Upaya ini didukung oleh aliran masuk modal asing, menariknya imbal hasil, rendahnya inflasi, dan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap positif.

Selain itu, Bank Indonesia juga terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah, perbankan, dan dunia usaha untuk mendukung pelaksanaan instrumen penempatan valas Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2023.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan