Marak Bunuh Diri, Sumsel Tak Masuk 10 Besar

--

Yakni di Dusun Bukit Napuh, Kelurahan Bukit Sari, Kecamatan Martapura. Lalu di  Desa Karang Endah Kecamatan Semendawai Suku III. Terakhir di Desa Darma Buana, Kecamatan Belitang II, Kabupaten OKU Timur.

Korban yang terakhir ini seorang bakal caleg. “Korban gantung diri di balok kayu dalam garasi,” kata Kapolsek Belitang II, AKP Zahirin. Sementara, di Ogan Ilir, terjadi beberapa kali kasus bunuh diri.

“Motifnya karena ekonomi, sakit, dan kejiwaan.  Korbannya anak-anak hingga orang dewasa,” beber Kapolres Ogan Ilir, AKBP Andi Baso Rahman.  Misalnya saja, 18 Januari 2023, Seorang anak panti, KR (15) ditemukan tewas gantung diri di UPTD Panti Sosial Rehabilitasi Anak Berhadapan dengan Hukum (PS RABH) Ogan Ilir. 

Korban merupakan titipan dari Kejaksaan Negeri Kayuagung dalam perkara pencurian untuk dilakukan pembinan di panti tersebut. Terpisah, Kapolres Muara Enim AKBP Andi Supriadi SH SIK MH mengatakan sepanjang 2021, 2022, dan 2023 total ada 11 kasus bunuh diri.

BACA JUGA:Kapolda Pastikan Aipda Bonan Bunuh Diri, Penyebabnya..

"Untuk 2021 ada 2 kasus, 2022 ada 2 kasus, dan 2023 naik jadi 7 kasus," ujarnya. Dari 11 kasus itu, korbannya dominan laki-laki, 10 orang. Hanya 1 perempuan. "Sebagian besar penyebabnya adalah sakit menahun yang tak kunjung sembuh dan juga  masalah utang piutang," bebernya. 

Di Banyuasin, sepanjang 2023 sudah ada 2 kasus bunuh diri. Satu di Dusun II Desa Mukut Kecamatan Pulau Rimau Banyuasin, korbannya gantung diri. Kedua di Jl Sukomoro Kelurahan Sukomoro Kecamatan Talang Kelapa Banyuasin. Juga gantung diri karena stres.

Ada juga percobaan bunuh yang gagal dilakukan seorang warga Perumahan Kenten Azhar Kelurahan Azhar Permai, Kecamatan Talang Kelapa, Banyuasin dengan cara membakar rumah kasus di rumahnya.

"Biasanya aksi bunuh diri dilakukan karena stres, masalah ekonomi dan lain sebagainya," kata Kapolres Banyuasin AKBP Ferly Rosa Putra Sik melalui Kasat Reskrim AKP Kurniawan Azhar.

Di Empat Lawang juga pernah terjadi kasus bunuh diri. Misalnya pada 2021 di Desa Muara Karang, Kecamatan Pendopo. Diduga faktor ekonomi. Korban berusia 18 tahun. Dengan cara menggorok leher sendiri pakai pisau.

Lalu, Mei 2021, korbannya juga masih muda. 21 tahun. Karena sakit. Juga dengan cara menggorok leher sendiri. Tahun 2022, kasus bunuh diri karena putus cinta. Dengan cara minum potas.

Sementara, Kasat Reskrim Polres Muratara AKP Sofian Hadi mengungkapkan, dari pendataan yang mereka lakukan, tahun ini ada satu kasus bunuh diri. “Korban ada masalah dengan istrinya yang kabur dari rumah. Jadi depresi,” bebernya.

Di Musi Rawas, tahun ini ada 3 kasus bunuh diri. Salah satu kasus yang heboh, dilakukan Aipda Paimbonan, anggota kepolisian yang diduga karena persoalan ekonomi. Lalu ada yang dilakukan pelajar SMK dengan jalan gantung diri. “Ada tiga di tahun ini,” kata Kasi Humas Polres Mura, Iptu Herdiansyah.

Sedangkan Kasat Reskrim Polres Lubuklinggau, AKP Roby Sugara mengungkapkan, tahun ini ada satu kasus bunuh diri dan satu kasus lagi percobaan bunuh diri. “Yang gantung diri karena terlilit utang pinjol. Sedangkan yang percobaan karena depresi,” jelasnya.

Sebelumnya, Kepala Siaga A di Markas Besar Polri, Kombes Pol Tri Suhartanto mengatakan, tahun 2022 jumlah kasus bunuh diri 898 kasus. Sedangkan terendah  tahun 2020 sebanyak 671 kasus.  “Periode 2017 sampai dengan Agustus 2023 sudah terjadi 5.556 laporan kasus bunuh diri,” ujarnya. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan