Sedangkan untuk pelabuhan (port), ada digitalisasi Coal Handling Facility, Vessel Track dan Customer Information System. "Strategi pengembangan usaha PTBA ada empat yakni mining; downstream, energy and utility; logistic, infrastructure and trading serta green business," beber Niko.
Ia menambahkan, saat ini batu bara PTBA keluar dari tiga pelabuhan yakni Teluk Bayur, dermaga Kertapati dan pelabuhan Tarahan. Jumlah batu bara yang keluar dari pelabuhan Teluk Bayur 2,5 juta ton per tahun. Sedangkan batu bara yang keluar dari dermaga Kertapati 7 juta ton per tahun.
"Tarahan merupakan yang terbesar di Asia Tenggara, 25 juta ton batu bara keluar dari sana per tahun," jelasnya. Saat ini ada lima lokasi tambang batu bara milik PTBA. Yang pertama, tambang Peranap dengan sumber daya 0,671 miliar ton dan cadangan yang tertambang 0,27 miliar ton.
BACA JUGA:Petani Berkutat Kemiskinan, Pejabat Pertanian Terima Suap Ratusan Juta hingga Miliaran Rupiah
Kedua, tambang Ombilin dengan sumber daya 0,102 miliar ton. Ketiga, tambang Tanjung Enim dengan sumber daya 5,054 miliar ton dan cadangan tertambang baru 2,735 miliar ton. Keempat tambang IPC-Bantuas dengan sumber daya 0,021 miliar ton dan cadangan tertambang 0,003 miliar ton.
Terakhir, tambang Bukit Kendi dengan cadangan 0,003 miliar ton dan cadangan tertambang 0,00 miliar ton. "Total sumber daya ada 5,851 miliar ton dan cadangan tertambang baru 3,018 miliar ton," jelasnya.
General Manager Unit Pelabuhan Tarahan PTBA Tbk, Hengki Burmana, Tarahan menjadi ujung suplai chain PTBA di Lampung. Kereta Babaranjang dari Tanjung Enim bawa batu bara ke Tarahan sejauh 430 km. "Kita support batu bara untuk pembangkit di Indonesia. Kalau ada goncangan sedikit saja, kendala dalam transportasi KA, seperti kejadian di Muara Enim, dampaknya dirasakan secara nasional. Sebab, batu bara yang keluar dari Tarahan merupakan back up energi untuk pembangkit listrik di Pulau Jawa.