Ratusan Warga Muratara Berburu Emas di Aliran Sungai, Kelestarian Alam Terancam

Rabu 06 Nov 2024 - 22:12 WIB
Reporter : Izul
Editor : Edi Sumeks

MURATARA, SUMATERAEKSPRES.ID - Kabupaten Muratara, merupakan salah satu daerah penghasil emas di Provinsi Sumsel. Meski perusahaan tambang emas PT Dwinad Nusa Sejahtera (DNS) di Karang Jaya, sudah berhenti beroperasi pada 2018, namun penambang emas tradisional tetap eksis.

Bahkan beberapa pekan terakhir, ratusan warga baik itu laki-laki maupun perempuan, sedang ramai mendulang emas di aliran Sungai Rupit. Tepatnya di daerah Kelurahan Muara Rupit, Kecamatan Rupit. Mendulang menggunakan peralatannya, berharap mendapatkan butiran emas.

 “Saya dengar kabar dari teman, kalau ada yang menemukan butiran emas di sungai ini. Sejak itu, kami semua mencoba peruntungan," kata  Zainal (45), yang ditemui sedang mendulang emar di pinggiran aliran sungai, Rabu (6/11/2024).

Zainal mendulang emas sejak subuh hingga sore, setiap hari. Menggunakan alat dulang tradisional, menyaring pasir dan kerikil. Meski hasilnya sedikit, terhadang sehari dia tidak dapat butiran emas sama sekali.

 “Hasilnya kadang sedikit, kadang banyak. Tapi ini lebih baik, daripada tidak ada tambahan pendapatan sama sekali,” timpal Yanti (39), ibu rumah tangga yang turut mendulang emas di tepi aliran Sungai Rupit,

BACA JUGA:Demam Emas Kembali Melanda Muara Rupit, Warga Berbondong-bondong Mendulang di Sungai Rupit

BACA JUGA:Harga Emas dan Perak Melonjak, Ini Rincian Terbarunya per 06 November 2024!

Dalam satu hari, pernah dapat 1 gram hingga 5 gram butiran emas murni dengan kadar 90 persen. “Kami kumpul dulu 1 sampai 3 hari, baru jual ke Singkut, Jambi. Setengah gram emas di pasaran dihargai Rp821.500. Sedangkan 1 gram emas dihargai Rp1.543.000,” terang Yanti.

Namun Camat Rupit Muktaridi, justru merasa khawatir atas aktivitas masyarakat yang mendulang emas secara trasidional tersebut.   "Kami menghimbau warga agar tetap berhati-hati dan tidak merusak lingkungan,” ucapnya mewanti-wanti.

“Jangan menggali emas di dekat jembatan atau tebing talut sungai. Kegiatan mendulang harus dilakukan dengan baik, supaya tidak berdampak buruk," tambahnya. Muktaridi mengaku sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Muratara.

Yakni untuk memastikan aktivitas mendulang emas ini tidak menimbulkan masalah hukum, dan tidak berdampak pada kelestarian alam. "Aktivitas ini memang musim musiman, kalau air sungai surut banyak warga yang turun ke sungai mencari emas. Kalau pasang, tidak ada,” katanya.

Aktivitas masyarakat yang mendulang emas ini, terlihat di beberapa titik sepanjang aliran Sungai Rupit. Pemandangan serupa, juga terlihat di aliran Sungai Rawas. Fenomena ini menjadi sorotan, karena aktivitas ini juga risiko dan tantangannya di lapangan tidak kecil. 

BACA JUGA:Agra Raih Medali Emas di Menpora Cup 2024 Jogyakarta, Buktikan Prestasi di Kategori Lead Youth

BACA JUGA:Bobol Rumah, Gasak Uang Tunai dan Emas, Dua Pelaku Diamankan Begini Pengakuannya

Dompeng Emas Buat Sungai Tercemar

Kategori :