Serap Banyak Tenaga Kerja, Sektor Pertanian Masih Miskin, Pengentasan Kemiskinan Tanpa Data Bakal Percuma

Senin 28 Oct 2024 - 21:45 WIB
Reporter : tim
Editor : Edi Sumeks

Di tahun 2023 jumlah penduduk mencapai 684.560 jiwa. Untuk produksi beras 453.066 ton. Rata-rata konsumsi per kapita per tahun, 93 kg. Untuk total konsumsi 63.664 ton. Kemudian surplus 389.402 ton.

"Tahun 2024 ini kami punya target hasil panen 1 ton gabah kering panen (GKP). Target itu optimis tercapai hingga Desember 2024," kata Junadi.  Rasa optimis itu bukan tampa dasar.

Menurut Junadi, hingga Desember 2024 nanti, luas panen di Kabupaten OKU Timur  mencapai 27.223 hektar. "Jika dikalikan rata-rata 6,72 ton per hektar, maka hasil panen mencapai sekitar 1.001.000 ton  GKP atau 855.610 ton gabah kering giling (GKG)," katanya.

Selama ini, untuk mencapai target hasil panen padi  1 ton itu, pemerintah Kabupaten OKU Timur melakukan peningkata hasil prvpitas dari pada sawah yang sudah ada di OKU Timur. “Kedua dengan cara memperluas areal sawah baru,” ucapnya. 

Dengan cara berkoordinasi dengan pusat atau Kementerian Pertanian, dan provinsi untuk mendapat program penambahan area tanam. Salah satu program pusat lainnya, yang bekerja sama dengan BNPB adalah pembangunan tata kelola air atau pembangunan sodetan, terutama di wilayah pesisir Komering. Dan juga program optimalisasi lahan (Oplah) yang bekerjasa dengan TNI. 

BACA JUGA:Inovasi Enos: Dari Peningkatan Panen Gabah Hingga Hilirisasi Pertanian di OKU Timur, Mantap!

BACA JUGA:Ubah Lahan Kritis Jadi Hijau dan Produktif, PLN Kembangkan Ekosistem Biomassa Berbasis Pertanian Terpadu

BNPB membantu membangun sodetan atau saluran air di wilayah Kecamatan Madang I, Kecamatan Madang II, Semendaway Barat dan juah Kecamatan Cempaka serta di Madang Suku III.  Wilayah tersebut adalah lahan rawa di pesisir Sungai Komering.

Dengan adanya sodetan atau saluran baru wilayah tersebut maka sangat berpontensi menambah lahan pertanian baru. Jadi sodetan ini fungsinya membuat daerah rawa tidak begitu banjir dan juga tidak membuat terlalu kering.

"Kalau area tersebut maksimal dikelola, maka potensi penambahan lahan pertanian baru mencapai 10 ribu hektar, dan bisa lebih dari itu jika semua masyarakat bersemangat," imbuh Junadi.

Kabupaten Lahat menunjukkan kemajuan signifikan di sektor pertanian. Menurut data Sensus Pertanian 2023. Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian (RUTP) mencapai 70.778, meningkat 13,05 persen dibandingkan tahun 2013. 

Sementara itu, Usaha Pertanian Perorangan (UTP) tercatat sebanyak 72.567 unit, naik 4,9 persen. RUTP adalah rumah tangga yang terlibat dalam kegiatan pertanian, di mana hasil pertanian mereka sebagian atau seluruhnya dijual atau ditukar. 

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lahat Ibni Norris SE MM, melalui Kepala Bidang Ketersediaan Pangan dan Kerawanan Pangan, Evi Mardalena SP, mengatakan ketersediaan pangan di Kabupaten Lahat tergolong aman, baik pada musim panas maupun hujan. 

BACA JUGA:Prabumulih, Kota Strategis dengan Potensi Ekonomi yang Melesat, Dari Pertanian Hingga Industri Migas

BACA JUGA:Ciptakan Komoditas Kopi Unggul, Dinas Pertanian Terapkan Inovasi Stepi

Sebanyak 12 komoditi utama itu di antaranya beras, jagung, kedelai, bawang merah, cabai besar, cabai rawit, gula, minyak goreng, daging ayam, daging sapi dan telur ayam. "Produksi pangan berasal dari Lahat sendiri dan barang perdagangan dari luar. Semua komoditi utama kami pantau, dan tidak ada yang mengalami kekurangan," ujarnya. 

Kategori :