Penjabat (Pj) Gubernur Sumsel Elen Setiadi SH MSE, menyampaikan Rakorda SPP 2023 BPS dan lembaga terkait dan pemprov sumsel ini penting, karena data sebagai dasar pengambil kebijakan pemerintah.
"Ini sudah transformasi ke arah positif. Karena dulu menyusun program dan evaluasi tidak menggunakan data, sekarang sudah mulai menggunakan data. Saya tekankan dengan data bisa tahu posisi, potensi, keunggulan dan kekurangan dimana," katanya.
Sebab kalau tidak peduli dengan data, maka akan ketinggalan. Disebutnya, di OPD/birokrasi data itu bertingkat, dan ini belum tentu dikerjakan eselon 2-nya. BPS salah satu data fundamental yang harus punya, tapi tetap yang paling awal dan tahu data untuk di setiap OPD.
"Intinya siapapun pemimpinnya, kalau ada data, Sumsel bisa maju 2-3 tahun ke depan," ucapnya optimistis.
Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Provinsi Sumsel Dr Ir HR Bambang Pramono MSi, menambahkan data-data Sensus Pertaninan ini harus menjadi rujukan dalam menyusun program yang mendekati permasalahan yang di Sumsel, dengan menggunakan pendekatan basis data.
BACA JUGA:Dukung Program Ketahanan Pangan, JHL Foundation Bangun Asrama SMK Pertanian di Sukabumi, Jawa Barat
BACA JUGA:Menyusuri Kawasan Kebon Gede, Transformasi dari Lahan Pertanian Menjadi Pemukiman di Palembang
Elen mencontohkan soal produktivitas. Jika selama ini KSA mencatat produksi di Sumsel dengan data sample area di seminggu terakhir akhir bulan dari 17 kabupaten/kota, sebagai data produksi di Sumsel.
"Dari data tersebut kami mengetahui mana lahan yang belum optimal, lahan belum ditanam atau lahan perlu bantuan. Data itulah yang kami gunakan. Alhamdulillah, tahun ini dari 5 provinsi hasil beras nasional kita (Sumsel) meningkat produksinya di tengah penurunan nasional," klaimnya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten OKU Timur Junadi, mengatakan Kabupaten OKU Timur merupakan salah satu lumbung pangan terbesar di Sumsel. Bahkan menempati peringkat 8 secara nasional.
Luas panen padi pada 2022 mencapai sekitar 513,38 ribu hektare. “Mengalami kenaikan sebanyak 17,14 ribu hektar atau 3,45 persen dibandingkan luas panen padi di 2021 yang sebesar 496,24 ribu hektare,” jelasnya, kemarin.
Produksi padi pada 2022 sebesar 2.775,07 ribu ton GKG (Gabah Kering Giling). Mengalami kenaikan sebanyak 222,63 ribu ton atau 8,72 persen dibandingkan produksi padi di 2021 sebesar 2.552,44 ribu ton GKG.
Produksi beras pada 2022 untuk konsumsi pangan penduduk mencapai 1.593,60 ribu ton. “Mengalami kenaikan sebanyak 127,84 ribu ton atau 8,72 persen dibandingkan produksi beras di 2021 yang sebesar 1.465,75 ribu ton,” tambah Junadi.
BACA JUGA:Petani Tetap Gunakan Mesin Air, Basahi Lahan Pertanian
BACA JUGA:Program Kampung Zakat: Mendorong Pemberdayaan Ekonomi Melalui Pertanian dan Peternakan
Sementara tahun 2023, luas lahan mencapai 112.315 hektare, kemudian luas panen 108.700 hektare, provitas 6,72 Ton GKG per hektare, kembali mengalami peningkatan. “Kemudian produksi 716.876 Ton GKP, untuk hasil produksi 828,758 Ton GKP,” ulassnya.