Penggunaan sabun oleh bangsa Romawi sebagai pembersih pribadi mulai meluas setelah mengadopsi teknologi dari bangsa Galia dan Jerman.
Kata sabun berasal dari bahasa Latin “sapo” yang berarti produk pembersih yang terbuat dari minyak dan abu.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American Society of Petroleum Chemists (1999), bangsa Babilonia dan Mesir kuno termasuk di antara peradaban pertama yang memproduksi dan menggunakan sabun.
BACA JUGA: 5 Rekomendasi Sabun Mandi Populer, Wangi Tahan Lama dan Mudah di Temukan di Alfamart
2. Penggunaan Sabun pada Abad Pertengahan
Di kawasan Eropa pada abad pertengahan, sabun tidak hanya sekedar digunakan untuk mandi saja.
Sabun juga untuk membersihkan pakaian hingga peralatan rumah tangga.
Pada abad ke-7, para pembuat sabun mulai mengembangkan metode pembuatan yang lebih kompleks.
Di wilayah seperti Spanyol dan Italia, pembuat sabun menggunakan minyak zaitun dan sabun cuci piring untuk menghasilkan sabun berkualitas tinggi yang populer di pasaran.
Di Timur Tengah, khususnya Aleppo, Syria, pada abad ke-8 M, sabun dibuat dari minyak zaitun, minyak laurel, air dan sabun cuci piring.
Sabun Aleppo menjadi salah satu sabun terbaik dan terkenal pada masanya, dan cara produksinya dianggap sebagai cikal bakal sabun Castile di Eropa.
Di masa ini sabun masih tergolong sebagai barang mewah.
Di sebagian besar negara Eropa Barat, kebersihan pribadi bukanlah prioritas dan oleh karena itu sabun tidak banyak digunakan untuk mandi.
Dalam artikel yang diterbitkan di Pharmaceutical Journal (2018), disebutkan bahwa produksi sabun di Timur Tengah berperan penting dalam menyebarkan teknologi sabun ke Eropa selama Perang Salib.
BACA JUGA:Halo Polisi! Aksi Tawuran Kembali Pecah di Simpang Rusun Palembang, 2 Kelompok Baku Hantam Brutal