SUMATERAEKSPRES.ID -Pesona bukit Sulap di kota Lubuklinggau, Provinsi Sumsel, semakin ikonik. Gugusan bukit barisan ini, yang awalnya wilayah Taman Nasional Bukit Sulap (TNKS) menjadi salah satu objek wisata yang populer di kota Lubuklingggau.
Wisata di Lubuklinggau tersebut kini dikelola oleh PT Linggau Bisa.
Nanti mereka yang akan memutuskan apakah akan mengelola sendiri atau bekerjasama dengan Pok Darwis (Kelompok Sadar Wisata).
Bukit dengan ketinggian 700 meter ini mempunyai mitos populer seperti lokasi lokasi wisata populer lainnya.
Yakni kisah dayang torek yang berada di bumi Silampari, Silam artinya hilang dan Pari merupakan Peri.
BACA JUGA:Kap Mesin Lebih Datar, Tampilan Lebih Gagah, Wajah Lebih Tegak. New Honda Freed Resmi Meluncur
BACA JUGA:OJK Lantik 2 Pejabat Setingkat Deputi Komisioner untuk Perkuat Organisasi
Banyak masyarakat menganggap jika bukit sulap merupakan salah satu lokasi atau rumah para peri yang berada di Bumi Silampari.
Kaki Bukit Sulap ini terdapat dua aliran sungai, yakni Sungai Kasie dan Sungai Ketue. Keduanya bertemu di Sungai Kelingi, dan bermuara ke Sungai Musi.
Konon di kaki bukit sulap dulunya ada permukiman manusia yang memiliki pemimpin dusun bernama Biku dan permukiman tua ini dinamakan Ulak lebar.
Singkat cerita, Dayang torek merupakan anak Biku yang anaknya mati dibunuh pernikahan yang tak direstui Biku dan Dayang Torek melarikan diri lalu hilang di bukit sulap.
BACA JUGA:PDNS 2 Siap Pulih Bulan Juli, Menko Polhukam Pastikan Keamanan Berlapis
BACA JUGA:Promosi Gaya Hidup Sehat, Gelar Aryaduta Pound Fit x Body Combat
Kini bukit sulap menjadi objek wisata yang banyak di kunjungi warga dan sebagian warga masih menyakini jika dayang torek kini silam menjadi peri dan menghuni bukit sulap.
Bukit sulap juga dikenal sebagai kerajaan gaib para peri, bukit ini sering menghilang di selimuti kabut di pagi hari.