BACA JUGA:Tragedi Pembunuhan di Banyuasin: Mayat Pria Ditemukan Terikat Tali Rafia di Pinggir Jalan
Saat ditanyakan di mana rumah ketua RT setempat, perempuan itu langsung menunjukkannya. Berkelang 2 blok, dari rumah Antoni yang jadi sorotan ini.
“Saya kerja di rumah Pak RT Herman, ini baru pulang dari sana. Kalau gas datangnya sore, pulang dulu,” pungkasnya .
Terpisah, Ketua RT 65 Herman Sawiran, mengungkapkan warganya yang bernama Antoni itu, selama ini sikapnya biasa saja.
“Biasa-biasa saja. Suami istri itu biasa pergi pagi jam 06.00 WIB ke distronya, pulang malam setelah distro tutup jam 21.00 WIB,” ungkapnya, melalui sambungan telepon, sore kemarin.
Antoni dan istrinya, baru sekitar 1 tahun menempati rumah tersebut. Keluarga itu belum dikaruniai anak. ”Kalau sebelumnya tinggal dimana, saya kurang tahu juga,” aku Herman.
Namun dipastikannya, dalam bergaul di lingkungan RT 65, Antoni baik-baik saja. Dari beberapa warga yang ditemui, menyebut dugaan Antoni tidak hanya meminjam uang di koperasi korban.
Bahkan ada yang mengatakan, juga meminjam di beberapa koperasi lain. “Kalau itu saya tidak tahu, kan tidak lapor. Bisa ditanyakan kepada penyidik kepolisian saja,” imbuh Herman, pegawai BKSDA Sumsel.
Begitupun ditanyakan dengan nilai aset rumah mewah serta distro miliknya, Antoni bisa semurka itu dengan pinjaman Rp10 juta.
“Kalau lihat rumah dan usaha distronya, mungkin juga begitu. Tapi Rp10 juta itu kan pinjamannya, yang lain kan kita tidak tahu (bunga atau lainnya). Bisa lihat sendiri lah di sana,” ulasnya.
Dari kondisi garasi rumah Antoni, di depannya terdapat potongan batang pohon sebagai tempat duduk, atau untuk meletakkan tanaman. Juga ada beberapa tanaman jeruk. Sehingga mobil tentunya tidak masuk garasi. "Memang mereka tidak punya mobil," pungkas Herman.