SUMATERAEKSPRES.ID - Dalam upaya meningkatkan produksi getah karet, pemupukan yang tepat harus dilakukan secara berkala.
Aktivitas pemberian pupuk ini harus dimulai sejak fase pembibitan tanaman sampai usia 25 tahun atau 2 tahun sebelum peremajaan.
Pemupukan akan membantu mempercepat pertumbuhan tanaman, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), serta menjaga kesuburan dan kelestarian tanah.
Oleh karena itu, pemupukan menjadi aktivitas pertanian yang sangat penting ketika membudidayakan suatu tanaman.
BACA JUGA:Gesek Kayu Sungkai, Saharudin Tewas Tertimpa Pohon Karet, Kok Bisa?
BACA JUGA:Sungai Tercemar Imbas Perusahaan Karet, Warga Kemas Rindo Berharap Respons Pemerintah
Pada tanaman karet, pengeluaran getah dapat dipacu menggunakan hormon sehingga pemupukan tambahan selain pemupukan secara umum sangat dianjurkan.
Dengan pemupukan ekstra, penyerapan hara dari tanah melalui sistem perakaran tanaman juga akan meningkat.
Cara pemupukan karet, secara umum pemupukan yang dilakukan di perkebunan karet masih menggunakan pupuk tunggal dengan tingkat efisiensi pemupukan yang rendah.
Misalnya saja penggunaan pupuk KCL dan Urea yang sebenarnya rentan terhadap pencucian (leaching) dan penguapan (volatilisasi).
BACA JUGA:Curi Getah Karet Mangkoknya Dibuang Berhamburan, 1 dari 2 Pelaku Tertangkap warga
BACA JUGA:Produksi Karet Masih Minim, Tak Sebanding Luas Kebun yang Ada
Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu dilakukan upaya-upaya yang mampu meningkatkan efisiensi pemupukan.
Salah satunya dengan menggunakan pupuk majemuk yang ditambahkan Slow Release Fertilizer (SRF) seperti NPK tablet.
Tak hanya itu, penggunaan pupuk hayati juga penting ditambahkan guna meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk anorganik dan mengurangi pencemaran lingkungan.