MURATARA, SUMATERAEKSPRES.ID - Selama empat hari dan tiga malam terakhir, bencana banjir melanda Kabupaten Muratara akibat luapan sungai Rupit dan Rawas.
Ribuan warga di daerah tersebut terpaksa bertahan dengan tidur di atas genangan air, dengan anak-anak, lansia, dan bahkan ibu hamil yang mulai jatuh sakit.
Sebagian besar warga mengambil keputusan untuk tetap tinggal di rumah mereka yang tergenang air.
Tindakan ini diambil dengan niat untuk melindungi perabot rumah tangga dan peralatan elektronik dari terendamnya banjir.
BACA JUGA:Warga Bermalam di Pinggir Jalinsum, Banjir Meluas, 7.809 Rumah Terendam
BACA JUGA:Banjir Ekstrem Sumsel Terparah di Muratara, BPBD Provinsi Turun Tangan Lakukan Ini
Agus, seorang warga Desa Lawang Agung, menceritakan bahwa banjir kembali naik pada tengah malam sekitar pukul 01.00 WIB, menenggelamkan atap rumahnya.
Namun, pada subuh sekitar pukul 05.00 WIB, air mulai surut, meskipun kondisi rumahnya baru setengah tertutup atap.
Agus juga menyebutkan bahwa banyak anak-anak di desa mereka dievakuasi ke tempat yang lebih tinggi pada malam sebelumnya karena takut banjir akan semakin parah.
Meskipun harus tidur di atas genangan banjir, warga tetap memilih untuk bertahan demi melindungi barang berharga mereka.
BACA JUGA:ALAMAK! Gegara Banjir Warga Muratara Jemur Motor di Atas Pohon
BACA JUGA:Pasar Lawang Agung Terendam Banjir, Ini Cara Pedagang Bertahan Hidup di Pinggir Jalinsum
Situasi darurat ini membuat warga harus menghadapi berbagai tantangan, seperti hujan deras, mati lampu, dan kehilangan sinyal komunikasi.
Agus berharap akan ada bantuan seperti perahu karet untuk jalur evakuasi, logistik, dan pasokan air bersih.
Di posko kesehatan Pemda Muratara, terutama anak-anak, lansia, dan ibu hamil mulai mengalami masalah kesehatan.