Pasar Lawang Agung Terendam Banjir, Ini Cara Pedagang Bertahan Hidup di Pinggir Jalinsum
Banjir yang merendam pasar Lawang Agung membuat para pedagang terpaksa beralih mencari nafkah di pinggir Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum). -Foto: Zulkarnain/Sumateraekspres.id-
MURATARA, SUMATERAEKSPRES.ID - Pasar Lawang Agung yang terendam karena banjir, memaksa pedagang untuk beralih mencari nafkah di tepian Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum).
Dalam kondisi aktivitas ekonomi lumpuh akibat banjir yang merendam Pasar Lawang Agung di Kecamatan Rupit, Kabupaten Muratara.
Seorang warga bernama Suryadi, yang kini melakukan transaksi jual beli di pinggir Jalinsum Muratara, mengungkapkan bahwa aktivitas ekonomi terhenti karena banjir menggenangi Pasar Lawang Agung hingga ketinggian 2 meter.
Hal ini mengakibatkan pasar tersebut tutup total, dan pedagang tidak dapat berjualan di sana.
BACA JUGA:Penting! BMKG Peringatkan Potensi Banjir di Wilayah Pesisir Indonesia Akibat New Moon, Ini Daftarnya
BACA JUGA:Pj Gubernur Sumsel Gerak Cepat, Bantu Korban Banjir Mura-Muratara
"Saat ini, beruntung masih ada yang berjualan di pinggir Jalinsum. Jika tidak ada yang berjualan, kami akan kesulitan karena Pasar Lawang Agung tutup total selama dua hari," katanya.
Warga berharap agar banjir yang merendam sebagian wilayah Muratara segera surut, sehingga mereka dapat kembali beraktivitas secara normal.
Kondisi sulit terasa, terutama dalam mencari makanan dan air minum karena pasar tutup.
"Kami sangat memerlukan bantuan logistik dan pasokan air bersih. Hampir semua permukiman terendam, dan sumber air bersih seperti sumur warga juga ikut tergenang banjir. Meskipun air banyak, tapi tidak bisa diminum karena air banjir," ungkap Suryadi.
BACA JUGA:Banjir Esktrem Sumsel Terparah di Muratara, BPBD Provinsi Turun Tangan Lakukan Ini
BACA JUGA:ALAMAK! Gegara Banjir Warga Muratara Jemur Motor di Atas Pohon
Di sisi lain, seorang pedagang bernama Aini menjelaskan bahwa transaksi ekonomi yang dia lakukan saat ini bersifat dadakan.
"Kami memiliki stok sayur-sayuran yang tidak terjual dan mulai membusuk karena pasar terendam banjir. Oleh karena itu, kami beralih berjualan di tepi Jalinsum," ungkapnya.