Camat Sanga Desa, Hendrik, ketika dikonfirmasi membenarkan dia sedang bersama kerabatnya yang kebetulan anggota Polri, dan seorang kerabat lagi, mengecek lahan di lokasi tersebut.
"Kerabat tadi yang mencium bau busuk, kemudian oleh polisi baru di cek. Polisi yang menemukan, bukan saya," jelas Hendrik.
Soal penjualan tanah itu, Hendri membenarkan dia membelinya dari Heri sekitar 4 bulan lalu. Termasuk pondok yang ada di lahan itu. Dibelinya seharga Rp100 juta. “Dia (Heri) bilang mau menumpang di sana, karena belum ada rumah. Saya pikir tidak apa, sekalian bantu ngurusi lahan," ucapnya.
Hendrik terakhir bertemu dengan Heri, sekitar 1,5 bulan yang lalu. Kala itu Heri mendatangi rumah Hendri, meminta uang untuk keperluan merumput di lahan itu. “Sudah saya kasih," ulasnya.
Heri merupakan pria asal Desa Bailangu. Dia tinggal di Desa Lumpatan, karena menikah dengan warga sana. Namun kemudian bercerai, istrinya kini kerja sebagai TKI di luar negeri. Kedua anaknya masih duduk di bangku SD, tinggal bersama Heri.
Pascapenemuan keempat jenazah korban itu, muncul kabar berseliweran. Ada yang menduga, karena Heri belum lama menerima yang hasil penjualan tanahnya itu. Ada pula kabar lain menyebutkan, terjadi perselisihan masalah tanah. Namun untuk pastinya, menunggu pelakunya tertangkap dulu oleh pihak kepolisian. (kms)