GAZA, SUMATERAEKSPRES.ID - Pemerintah Hamas di Jalur Gaza, Palestina, mengumumkan bahwa akibat serangan militer Israel, korban tewas telah mencapai angka alarm 11.800 orang.
Dalam statistik tersebut, 4.609 anak-anak dan 3.100 perempuan tercatat sebagai korban jiwa, sementara 28.200 orang lainnya mengalami luka serius.
Data yang dirilis oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyoroti situasi memprihatinkan di Jalur Gaza.
BACA JUGA:ALHAMDULILLAH, Bantuan Kemanusian Warga Indonesia Tiba di Palestina. Masuk ke Gaza Lewat Gerbang Ini!
Yakni dengan rata-rata satu anak meninggal setiap 10 menit akibat konflik berkelanjutan antara Israel dan Hamas.
WHO menjelaskan bahwa sistem layanan kesehatan di wilayah tersebut saat ini menghadapi tekanan luar biasa.
Dalam hal ini, dengan setengah dari total 36 rumah sakit dan dua pertiga pusat layanan kesehatan primer yang tak berfungsi.
BACA JUGA:Luar Biasa, Wong Kito Himpun Dana Bantu Palestina Melebihi Setengah Milyar. Ini rinciannya
Dalam sesi wawancara Dewan Keamanan PBB, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, beri penegasan.
Dia mengungkapkan bahwa rumah sakit yang masih beroperasi harus beroperasi di luar kapasitas maksimal.
"Koridor rumah sakit penuh dengan korban luka, orang sakit, dan orang sekarat,"ujar Tedros melansir Reuters.
BACA JUGA:KAMU PASTI NANGIS, Inilah Puisi Berjudul 'Palestina, Bagaimana Bisa Aku Melupakanmu?' Karya Taufiq Ismail
Operasi bedah bahkan dilakukan tanpa anestesi, sementara puluhan ribu pengungsi mencari perlindungan di rumah-rumah sakit.
Keseluruhan, sistem layanan kesehatan di Jalur Gaza diambang kehancuran, menyiratkan krisis kemanusiaan yang mendalam.
"Kamar mayat sangat kewalahan. Operasi bedah bahkan harus dilakukan tanpa anestesi,"bebernya.
BACA JUGA:Ini Dia Situs Kuno Milik Palestina Warisan Budaya UNESCO yang Membuat Israel Berang dan Kesal
"Puluhan ribu pengungsi kini mereka berlindung di rumah-rumah sakit," tukas Tedros. (Novis)