Perundingan Pembebasan Sandera Dalam Konflik Israel-Palestina, Proses yang Alot dan Menjanjikan
Perundingan antara Israel dan Hamas di Kairo menunjukkan kemajuan menuju kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera setelah 14 bulan konflik. Foto:Dok/Sumateraekspres.id--
SUMATERAEKSPRES.ID - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, membantah laporan yang mengklaim bahwa dirinya akan melakukan penerbangan ke Kairo untuk melanjutkan perundingan mengenai kesepakatan gencatan senjata di Gaza.
Meskipun demikian, perundingan tingkat tinggi yang melibatkan pihak Israel dan Hamas terus berlanjut di Mesir, dengan harapan dapat mencapai kesepakatan pembebasan sandera yang telah berlangsung selama lebih dari 400 hari.
BACA JUGA:Pelanggan Kesulitan Air Bersih, PDAM Tirta Prabujaya Kirim Air Gratis dengan Mobil Tangki
BACA JUGA:Cara Daftar BCA PayLater Limit Kredit Puluhan Juta dan Simulasi Cicilan Mudah
Laporan yang berkembang menyebutkan bahwa Israel dan Hamas mungkin berada di ambang penandatanganan perjanjian yang dapat menghentikan pertempuran serta memulai proses pembebasan sekitar 100 sandera yang ditahan di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Mesir, yang memfasilitasi perundingan ini, telah mengundang delegasi Hamas untuk melakukan perjalanan ke Kairo untuk membahas nasib sandera dan memastikan mereka masih hidup.
BACA JUGA:Hasil Rapat Dewan Pengupahan, UMK 2025 di OKU Timur Naik 6,5%, Jadi Rp 3,75 Juta
BACA JUGA:Diduga Korsleting Listrik, Toko Manisan Eko Terbakar, Kerugian Capai Rp100 Juta
Juru bicara Perdana Menteri Netanyahu, Omer Dostri, menanggapi laporan tersebut dengan menegaskan bahwa Netanyahu tidak sedang berada di Kairo, meskipun sejumlah sumber di Mesir mengonfirmasi bahwa pembicaraan tersebut terus berlangsung dengan semakin optimis.
Salah satu isu utama yang sedang dibahas adalah permintaan Hamas untuk mendapatkan jaminan bahwa kesepakatan sementara akan berkembang menjadi kesepakatan yang lebih komprehensif di masa depan.
BACA JUGA:Pemanfaatan Perahu Hybrid dan Website, Tingkatkan Promosi Wisata di Desa Burai
BACA JUGA:Satres Narkoba Polrestabes Palembang Musnahkan 2,1 Kg Sabu Hasil Tangkap 5 Tersangka
Meskipun perundingan ini menunjukkan kemajuan, pejabat-pejabat Israel dan AS tetap berhati-hati dalam menyikapi optimisme yang muncul.
Hal ini dikarenakan proses perundingan sebelumnya gagal mencapai kesepakatan yang dapat mengakhiri ketegangan antara kedua belah pihak.