“Penindakan di KLHK, selain instrument pidana, ada juga instrumen sanksi administrasi dan perdata, terkait dengan karhutla di areal konsensinya,” terang Novi.
Meski begitu, Novi mengakui karhutla di OKI sudah mulai menurun walaupun belum tuntas.
”Jadi penyumbang asap ke Palembang, jadi isunya masih agak tinggi,” akunya.
Dibanding Kalimantan Barat (Kalbar), Kalimantan Tengah (Kalteng), Kalimantan Selatan (Kalsel) yang dulu mugkin lebih tinggi dari Sumsel, kini mereka sudah turun. “Sumsel masih ISPU tidak sehat,” tuturnya.
Tapi mereka yakin, akan dapat menurunkan menjadi sehat. Dengan dukungan Polri, yang punya jangkauan Bhabinkamtibmas sampai ke desa-desa. “Kami sangat berterima kasih dengan Polri,” ucapnya lagi.
Sementara itu, Kepala Manggala Agni Daops Sumatera XVII/ OKI Edi Satriawan, melaporkan ada 3 locus yang fokuskan untuk penanggulangan karhutla saat ini.
“Karena analisanya, 3 locus ini yang jadi penyumbang asap ke Palembang,” paparnya.
Pertama, Desa Jungkal, Kecamatan Pampangan.
“Dua bulan sudah kami melakukan operasi pemadaman ke sana. Saat ini personel masih melakukan pemadaman dan pembasahan,” jelanya.
Kedua, Hutan Produksi Terbatas (HPT) Pedamaran di Desa Cinta Jaya, Kecamatan Pedamaran Timur.
“Seluruh personel BKO melakukan penanggulangan, termasuk yang baru BKO dari Brimob dan Samapta Polda,” ulasnya.
Progres penanganannya, api aktif sudah tuntas. Namun tim tetap melanjutkan melakukan pembasahan atau warming up.
Mengecek asap yang masih terpantau, basahi hingga jenuh.
“Teknis lebih ke peralatan tangan, tidak lagi peralatan mekanis. Tapi tetap melekat,” katanya.
Strategi penanganannya, semacam operasi semut. Menyebar ke areal yang ditanggulangi sehari sebelumnya. Ada asap, semprot lagi.
Ketiga, di daerah Pangkalan Lampam, perbatasan dengan Suaka Margasatwa Padang Sugihan.