Strategi Operasi Semut, Basahi Gambut Bekas Pemadaman

Kamis 02 Nov 2023 - 21:25 WIB
Reporter : Andre Jedor
Editor : Hasim

Sehingga helikopter yang ditumpangi kemarin, sempat beberapa kali terguncang atau turbulensi.

“Ya, tadi perubahan arah angin yang kencang,” akunya.

Rombongan lalu mendarat di heliped perkebunan PT Rambang Agro Jaya (RAJ) di wilayah Kecamatan Kayuagung.

Lalu meneruskan jalur darat, menuju Kantor Manggala Agni Daops Sumatera XVII/OKI.

Wakapolda Sumsel Brigjen Pol Zulkarnain, sudah menunggu setelah menempuh jalur darat dari Palembang.

Dalam rapat koordinasi singkat itu, Zulkarnain menjelaskan lahan gambut menyimpan 30 persen karbon dunia.

BACA JUGA:Karo Ops Terjeblos Lumpur Kanal Kering, Masih Ada Potensi Air. Kapolda Minta Buat Embung Tambahan

BACA JUGA:Sudah Diguyur Hujan, Karhutla Masih Saja Ada di Kabupaten Ini. Ternyata Ini Penyebabnya !

Bila karbon ini terlepas ke udara, perubahan cuacanya atau iklimnya akan sangat cepat (cuaca ekstrem).

“Kita juga sudah bisa merasakan. Apabila turun hujan, akan sangat lebat. Apabila panas, akan sangat terik. Itu salah satu ditimbulkan (pelepasan karbon di udara),” jelasnya.

Kemudian dalam hubungannya skala internasional, Indonesia akan dikomplain oleh negara tetangga. Singapura, Malaysia. Kalau asapnya sampai ke sana.

“Tapi begitu udara segar kita ke sana, mereka menikmati. Diam saja,”cetusnya.

BACA JUGA:Hadiri Rakor Penanggulangan Karhutla yang Komprehensif, Kapolda Sumsel Beri Keterangan Ini!

BACA JUGA:Wah, Begini Reaksi Anak-Anak Tulung Selapan, Menyambut Helikopter Kapolda Mendarat

Memang pemerintah harus bersikap. Sebab, paru-paru dunia itu salah satunya Indonesia. 

“Karenanya kita ada di sini (menanggulangi karhutla), untuk menjaga lingkungan kita,” sebutnya.

Kategori :