Pengamen Jadi Perwira, Konten Kreator Edukasi

Selasa 30 May 2023 - 23:45 WIB
Reporter : Hasim Sumeks
Editor : Hasim Sumeks

Sosok Ipda Sugeng Poniman, Raja Medsos Polres Lubuklinggau

Polres Kota Magelang, punya Ipda Herman Hadi Basuki. Konten kreator yang akrab disapa Pak Bhabin. Polres Lubuklinggau juga punya Ipda Sugeng Poniman, yang tidak kalah ngetopnya. Seperti apa?

ABDUL KHALID - Lubuklinggau

IPDA Sugeng Poniman, pria kelahiran 26 Januari 1970. Mas Sugeng panggilan akrabnya. Orangnya santai. Hobinya nongkrong di warung kopi. Sambil bernyanyi, memainkan alat musik yang dikuasainya. Gitar, maupun okulele, serta harmonika. Bagi pengguna media sosial (medsos) di Kota Lubuklinggau, Kabupaten Musi Rawas, hingga Muratara, siapa tak kenal dengannya. Aktif di medsos sejak 2019, sudah banyak followernya. Baik itu di akun instragram, facebook, youtube, hingga TikTok.
"Kalau di TikTok termasuk baru, sekitar 6 bulan lalu mulainya," ucap Sugeng, dalam obrolannya dengan Sumatera Ekspres, akhir pekan lalu. Sugeng menjabat KBO Satuan Samapta Polres Lubuklinggau.
Masa kecilnya hingga tamat SMA, dihabiskannya di Kota Palembang. Lulus jadi anggota Polri, usianya 21 tahun. Tahun 1993 itu, dia pertama kali mendapat penempatan di Polres Musi Rawas. Sebelum ada pemekaran Kota Lubuklinggau, apalagi Kabupaten Muratara. BACA JUGA: Petugas Puskesmas Jangan Hanya Standby, Tapi Harus Siap Melayani Kini di era media sosial, dia jadi sosok yang kerap viral. Sebab, konten-kontennya kreatif, positif dan menyejukkan. Bisa dilihat di akun instagramnya, @shugank.p. Facebook @Shugenk P Pradopo, TikTok @Shugenkp, serta YouTube @youtu.be/ObdPLnck-Wk Selain konten sosialisasi harkamtimbas, dia juga membuat video klip lagi hasil ciptaannya sendiri. “Lagu-lagu ciptaan saya yang viral itu, yang judulnya Teroris Apa Agamamu, Jauhi Jarkoba. Juga ada judul, Polri untuk Indonesia," kata suami dari Ny Srihartati Sugeng itu. Sampai-sampai lagu-lagu ciptaannya diadopsi Mabes Polri. Sebagai lagu-lagu sosialisasi bahaya narkoba maupun sosialisasi lainnya. Pada konten medsos-nya, Sugeng juga terkadang siaran live.
“Tematik. Misal saat musim penerimaan Polri, saya angkat soal syarat-syarat yang harus dipersiapkan jika ingin masuk Polri,” tuturnya. Kemudian juga memberikan tips-tips bagaimana agar lolos Polri, persiapannya, dan lain-lain.
“Misalnya dari Polri ada sosialisasi terkait larangan membakar hutan dan lahat, lewat konten itu pula saya buat video tentang karhutla," bebernya. Motivasinya aktif di media sosial, cuma untuk hiburan. "Namun dalam hiburan, saya berupaya memberikan edukasi dan sebagainya," ungkap dua anak itu. Anak sulungnya, laki-laki anggota TNI kini bertugas di Batalyon Infanteri 141/AYJP Muara Enim. Anak kedua, perempuan masih kuliah di Jogjakarta. Bicara keahlian bermain alat musik, gitar, okulele, maupun okulele, diakui Sugeng dia belajar secara otodidak. Sudah sejak lama. Jauh sebelum menjadi polisi.
“Sebab sebelum jadi Polisi, saya dulu pengamen. Kalau libur sekolah, mengamennya di kereta api. Menghibur penumpang, dari Palembang hingga ke Lampung,” ungkapnya tersenyum.
Dia mengamen, mulai bangku SMP hingga SMA di Palembang. Pengalamannya bertugas di kepolisian, juga cukup beragam. Dari jadi ajudan kapolres, di satuan lalu lintas, hingga reskrim. "Paling lama di Reskrim sebagai Buser, 12 tahun. Dari 1999 sampai 2011," kenangnya.
Style-nya di Buser, kadang sering menyamar jadi pengamen. Kala itu rambutnya masih panjang, jadi pencopet di pasar dan pelaku kejahatan lainnya tidak sadar. “Saya dapat tugas ke Pasar Pemiri, Satelit, hingga Megang Sakti. Tapi fokunya di Pasar Pemiri,” jelasnya.
Banyak pelaku kejahatan jalanan di pasar, yang berhasil ditangkapnya. Sehingga begitu dia pindah dari Buser, ada sekitar 150 pedagang pasar yang mengirim surat melalui DPRD. “Minta saya tetap bertugas menjaga pasar,” ucapnya terkekeh. (*/air)  
Tags :
Kategori :

Terkait