GILE! Ratusan Pelajar SD dan SMP IT di Prabumulih Alami Keracunan Massal Usai Konsumsi Ini

HEBOH! Ratusan Siswa-Siswi SD-SMP IT Alami Keracunan Massal Usai Konsumsi Ini. Foto : Dian/sumateraekspres.id--

PRABUMULIH, SUMATERAEKSPRES.ID - Kejadian menghebohkan terjadi di kota Prabumulih, dimana ratusan siswa-siswi Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di IT Ishlahul Ummah mengalami keracunan massal.

Meskipun peristiwa ini menimbulkan kepanikan, berita baiknya adalah tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. Para siswa dan siswi yang terkena dampak langsung dilarikan ke berbagai rumah sakit di Prabumulih.

Di Rumah Sakit Ar Bunda kota Prabumulih, puluhan siswa SD dan SMP terlihat berbaring di kasur yang tersusun rapi di aula rumah sakit setelah mendapat penanganan awal di ruang gawat darurat.

Beberapa di antara mereka tengah menjalani proses infus, sementara yang lain duduk bersama keluarga yang menunggu.

BACA JUGA:Jarang Diketahui, Singkong dan 4 Makanan Ini Mengandung Sianida Alami, Awas Keracunan

BACA JUGA:Tragis, Pria di Lubuklinggau Tewas Keracunan Gas Metana dalam Pekerjaan Sumur

Fadil Aldzaki Ramadhan, seorang siswa kelas 1 SMP, mengungkapkan bahwa dia mulai merasakan gejala mual dan muntah sekitar waktu dzuhur, sebelum makan siang.

"Kami sarapan dengan camilan yang disiapkan oleh sekolah, tapi baru saat menjelang dzuhur, saya mulai merasakan sakit perut. Ternyata, teman-teman lainnya juga mengalami sakit perut," katanya.

Daifa, seorang siswi SMP IT, juga mengalami mual dan muntah setelah salat dzuhur. "Pagi itu, sekitar pukul 09.00 WIB, kami sarapan seperti biasa. Kali ini, sekolah memberikan kue sus dan roti biskuit," katanya, menjelaskan bahwa ini pertama kalinya sekolah memberikan camilan pagi berupa kue sus.

Dokter umum RS Ar Bunda Prabumulih, dr. Bagus, mengatakan bahwa mereka telah menangani sekitar 60-70 siswa hingga saat ini.

BACA JUGA:Saat Ospek, Puluhan Maba UPN Yogyakarta Keracunan Massal, Ternyata Hal Ini Penyebabnya

BACA JUGA:Penyelidikan Terbaru: Hasil Uji Sampel Buktikan Keracunan Anak-anak di Merapi Bukan Karena Bakso Bakar Kelilin

"Mereka rata-rata mengeluhkan masalah pada saluran pencernaan, seperti muntah, mual, dan diare," ungkapnya.

Berdasarkan diagnosis awal, para pasien mengalami radang pada saluran pencernaan. "Kemungkinan besar ini disebabkan oleh keracunan makanan, setidaknya itulah dugaan awal kami. Investigasi lebih lanjut mungkin memerlukan dua hingga tiga hari ke depan," jelasnya.

Kondisi para korban dibagi menjadi beberapa tahap. Yang mengalami gejala ringan bisa diberikan rawat jalan, sementara yang gejala berat, seperti muntah lebih dari 10 kali, memerlukan perawatan di rumah sakit.

Tl Fasmawati, Ketua Yayasan Ishlahul Ummah, menjelaskan bahwa SD IT dan SMP IT terbagi menjadi dua lokasi.

BACA JUGA:Mual-Muntah, 32 Anak Keracunan Bakso Bakar

BACA JUGA:Ubah Pola Pikir Petani, Kurangi Penggunaan Racun

Pertama, di Kelurahan Karang Raja, Prabumulih Timur, untuk SD kelas VI dan SMP, dan kedua di Jalan Sangkuriang, Kelurahan Muara Dua, Kecamatan Prabumulih Timur, untuk SD kelas I - kelas V.

Dia mengatakan bahwa dia menerima informasi tentang insiden ini sekitar pukul 12.20, saat ia mendapat pesan dari manajer.

"Saat sebelum makan siang dan sesudah salat dzuhur, beberapa anak mulai muntah. Saya tanya apa yang dikonsumsi, mereka bilang ada camilan berupa kue sus," ungkapnya.

Namun, ia memastikan bahwa camilan kue sus yang diberikan ke anak-anak adalah buatan sendiri oleh yayasan. "Kami buat sendiri untuk memastikan bahan-bahan yang digunakan aman karena banyak anak yang mengonsumsinya. Kami juga ingin memastikan kesucian dan kehalalan makanan," jelasnya.

BACA JUGA:Hendak Kuras Sumur, Dua Warga Empat Lawang Tewas Keracunan Gas Mesin Pompa

Ia menyampaikan permintaan maafnya kepada masyarakat Prabumulih dan memohon doa untuk kesembuhan para siswa. "Kami bertanggung jawab sepenuhnya atas apa yang terjadi," tegasnya.

Djoko Listiano, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Prabumulih, menambahkan bahwa mereka baru menerima laporan keracunan makanan di dua sekolah yang berada di bawah yayasan yang sama. "Dari laporan yang kami terima, 90 persen mengalami gejala mual, mulai dari gejala ringan hingga gejala berat," jelasnya.

Pihak berwenang akan melakukan investigasi lebih lanjut untuk mencari penyebab pasti keracunan tersebut, dengan memeriksa tempat pembuatan makanan dan melakukan uji laboratorium terhadap sampel makanan yang dikonsumsi siswa.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan