Diwarnai Bakar Ban dan Dorong-dorongan

AKSI MAHASISWA: Ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi saat melakukan aksi di Gedung DPRD Sumsel menolak revisi UU TNI. FOTO: DUDUN/SUMEKS--
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Ratusan mahasiswa dari berbagai universitas di Sumsel menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung DPRD Sumsel, kemarin (25/3).
Aksi yang menamakan diri Aliansi Mahasiswa Sumsel (AMS) berlangsung di Simpang Lima DPRD Sumsel ini digelar sebagai bentuk protes terhadap revisi Undang-Undang TNI tahun 2025. UU TNI ini dinilai mencederai semangat reformasi.
BACA JUGA:Aksi Demonstrasi Ojol 272 Sepi Peserta, Jauh dari Prediksi
Aksi demo kemarin berlangsung cukup panas. Selain mahasiswa membakar ban serta ada aksi saling dorong antara mahasiswa dan aparat.
‘’Mahasiswa sebagai agen kontrol sosial memiliki tanggung jawab untuk mengawal demokrasi dan supremasi sipil,’’ ujar Koordinator Aksi, Muhammad Reyhan.
Karenanya mereka dengan tegas menolak revisi UU TNI yang membuka peluang bagi TNI aktif menduduki jabatan sipil di luar instansi yang diperbolehkan UU.
Tuntutan mereka menolak revisi UU TNI, mendesak agar TNI aktif yang menjabat di jabatan sipil segera mundur. Lalu, kembalikan supremasi sipil.
Mahasiswa yang tergabung dalam aliansi ini berasal dari berbagai kampus. Di antaranya UIN Raden Fatah, Universitas Muhammadiyah Palembang, Universitas IBA, Universitas Palembang, serta beberapa perguruan tinggi lainnya.
Presiden Mahasiswa Universitas IBA, Royhan, menegaskan revisi UU TNI bertentangan dengan semangat reformasi 1998. "Kita pastikan TNI tetap dalam koridor reformasi yang telah diperjuangkan sejak 1998.
Keterlibatan TNI dalam ranah sipil ini bertentangan dengan semangat reformasi dan mengancam kebebasan sipil," ujarnya.
Ketua DPRD Sumsel, Andie Dinialdie SE MM mengapresiasi atas kepedulian mahasiswa terhadap demokrasi. "Saya menghormati mahasiswa yang berani menyuarakan aspirasi rakyat.
Kami siap menampung dan meneruskan tuntutan ini, terutama terkait revisi UU TNI. Saya pernah merasakan bagaimana kekuasaan digunakan secara represif, dan saya mendukung perjuangan mahasiswa dalam menjaga amanat reformasi.
Jika ada perwakilan mahasiswa yang ingin kami fasilitasi untuk menyampaikan tuntutan ini ke DPR RI, kami siap membantu," ujar Andie.